Salah satu elemen penting yang perlu diperhatikan setiap brand dalam membuat produk atau layanan adalah value proposition. Elemen ini merupakan cara baru untuk memenuhi kebutuhan target market dengan memberikan nilai tambah kepada produk maupun layanan yang ditawarkan.
Terkadang, sebuah brand lebih fokus untuk menentukan harga dibanding value proposition sehingga tidak menjawab permasalahan dari target market. Value proposition sendiri dapat memberikan keunikan pada sebuah produk. Mengingat pentingnya elemen ini, Super Girls In Tech bersama dengan Skystar Ventures UMN mengadakan sebuah webinar dengan tema “Understanding Customer Validation & Needs through Value Proposition” yang menghadirkan Dina Kosasih (Founder of Open Innovation Hub) sebagai narasumber.
Dina akan memberikan beberapa contoh penerapan value proposition agar mudah dimengerti untuk pemula. Contoh pertama, Dina menggunakan perumpamaan tentang semangka untuk menyampaikan pesannya, “Coba bayangkan udara sedang panas sekali, lalu kamu memiliki satu buah semangka untuk dijual, kira-kira bagaimana cara kamu mengolahnya supaya laku di pasaran? Pilihan pertama, kamu memotong satu buah semangka itu menjadi beberapa bagian, lalu dijual. Kedua, kamu mengolah terlebih dahulu satu buah semangka itu menjadi jus. Tentunya pilihan kedua akan lebih diminati karena sesuai dengan kebutuhan target market pada kondisi tersebut. Mereka sedang haus sehingga membutuhkan cairan yang segar. Selain itu, jika dilihat dari sisi profit, kamu juga akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika mengolah sebuah semangka menjadi jus. Nah, seperti inilah contoh dari value proposition dalam sebuah bisnis,” ungkap Dina.
Value Proposition Canvas
Jobs to be Done : Permasalahan yang dialami oleh target market dan perlu dicari solusinya
Gains : Menjelaskan solusi apa yang ingin dicapai oleh target market atau benefit apa yang ingin mereka dapatkan
Pains : Menjelaskan risiko atau tantangan yang akan dilalui untuk mencapai sebuah solusi
Products & Services : Daftar produk atau layanan yang ditawarkan sebuah brand dalam rangka membantu menyelesaikan masalah target market
Gain Creator : Menjelaskan cara produk atau layanan sebuah brand dalam pemenuhan kebutuhan target market
Pain Reliever : Menjelaskan cara produk atau layanan sebuah brand mengurangi risiko atau tantangan yang akan dihadapi target market dalam memenuhi kebutuhannya
Gambar di atas merupakan value proposition canvas yang biasa digunakan untuk mengetahui secara detail kebutuhan dari target market sebuah brand. Yuk kita intip penerapan value proposition canvas di dalam sebuah studi kasus.
Baca Juga : Strategi Branding dan Pemasaran Yang Optimal Bagi Startup
Studi Kasus Value Proposition Canvas
Contoh berikutnya, kita akan menggunakan produk milkshake dari salah satu restoran fast food terbesar di dunia. Permasalahan berawal dari penjualan milkshake yang sangat rendah. Padahal, sebelumnya sudah dilakukan penelitian dan hasilnya banyak masyarakat di sekitar wilayah tersebut menyukai milkshake. Alhasil, dilakukan beberapa evaluasi terhadap komposisi, rasa, dan packaging milkshake tersebut, tetapi hasilnya tetap nihil.
Berangkat dari permasalahan ini, mereka akhirnya menggali lebih dalam strategi yang perlu dilakukan dengan bantuan value proposition canvas. Berikut uraian dari produk milkshake restoran tersebut.
Jobs to Be Done
Menjadi teman dalam perjalanan pergi ke kantor
Gains
- Membutuhkan sarapan pagi saat perjalanan ke kantor
- Hanya memiliki satu tangan untuk memegang makanan saat mengemudi
Pains
- Tekstur milkshake yang cukup halus sehingga cocok untuk sarapan pagi
- Makanan berat sulit untuk dikonsumsi saat mengemudi mobil
Products/Services
Milkshake
Gains Creator
Bisa dipegang dengan satu tangan sambil mengemudi
Pains Relievers
- Tidak berantakan saat mengkonsumsinya di mobil
- Tidak terlalu berat untuk dikonsumsi pada pagi hari
Dari penjabaran diatas, dapat ditemukan adanya kecocokan antara value proposition dan juga customer profile. Hal ini menandakan bahwa value proposition canvas di atas sudah termasuk dalam problem solution fit dan product market fit yang bisa menjawab problem dari target market.
Kesimpulan
Hasil yang didapat dari kasus milkshake ini adalah :
- Penjualan terbesar berasal dari layanan drive thru
- Target market membeli milkshake pada pagi hari
- Kebanyakan target market adalah pekerja kantor
Terakhir, restoran fast food tersebut bisa membuat business model fit untuk perencanaan lebih detail seperti customer segmentation, cost structure, revenue streams, dan lain-lain.
Nah, menarik banget ya materi hari ini! Dengan value proposition canvas, kita dapat menjawab secara rinci kebutuhan target market kita. Alhasil, produk atau layanan yang kita tawarkan juga akan tepat sasaran.
Setelah mempelajari value proposition, masih ada beberapa tahap lagi yang perlu kita lalui untuk dapat menghasilkan sebuah startup yang berkualitas. Jadi, tetap ikuti series webinar Skystar Ventures dan Super Girls In Tech, ya!