Di tengah maraknya pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) atau layoff karyawan, DANA menjadi salah satu startup yang tidak melakukan hal tersebut.
Internal Communication, Engagement, & Employer Branding di DANA Indonesia, Shella Natasha, mengungkapkan bahwa sejauh ini, seluruh karyawan DANA berada di posisi yang efektif dan memang dibutuhkan, sehingga DANA tidak melihat adanya kebutuhan untuk melakukan downsizing.
“Sampai dengan sekarang saya sharing sama teman-teman, kita tidak melakukan downsizing, kami merasa seluruh posisi yang terisi memang dibutuhkan dan tepat guna,” kata Shella ketika mengisi acara STARTALK ‘The HR Perspectives on Effective Recruitment in 2023’ pada Kamis (8/12/2022).
STARTALK sendiri merupakan salah satu acara yang diadakan oleh program inkubasi bisnis Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Skystar Ventures.
Menurut Shella, penyebab fenomena layoff tersebut terjadi salah satunya karena kebijakan perampingan perusahaan.
“Pastinya mereka [startup yang melakukan layoff] juga mengambil keputusan itu berdasarkan apa yang sudah dipertimbangkan dengan baik-baik sama manajemen,” ujarnya lagi.
Shella juga menuturkan di tengah kondisi perekonomian saat ini, DANA melakukan selective hiring sebagai cara untuk tak menerapkan kebijakan PHK.
“Selective hiring itu memang kita akan menggunakan rekrutmen ini semaksimal mungkin dan seoptimal mungkin. Memang karena tadi kebutuhannya tetap ada, perannya tetap ada, dan kita akan benar-benar cari posisi yang memang kita punya justifikasi bahwa kita butuh ini, dan kebutuhannya juga akan kita catat,” tutur Shella.
“Jadi yang terjadi adalah di DANA, kita akan tetap menjalankan hiring yang selective dan mencari kandidat yang paling cocok sehingga rekrutmen bisa tepat sasaran.”
Hal penting lain yang diterapkan Shella dalam proses perekrutan adalah menempatkan HR sebagai business partner. Dalam posisi tersebut, HR harus dapat melihat posisi bisnis perusahaan, termasuk dari mana asal pendapatannya, pun menentukan tim mana yang perlu diprioritaskan proses rekrutmennya.
“HR tidak bisa hanya sekadar bayar gaji. Tapi teman-teman HR harus bisa melihat perusahaan ini, company ini, organisasi ini besarnya seperti apa, bisnisnya di mana, making revenue-nya, making profit-nya di item yang mana nih dari semua produk yang kita punya,” ujar Shella.
Shella juga memaparkan bahwa HR perlu bermain dengan data dalam melakukan proses perekrutan. Salah satu data yang menjadi rujukan HR adalah data karyawan.
“Data karyawan itu apa aja isinya? Contoh salah satunya universitas mana yang sebenarnya talent-nya selalu kalau masuk DANA ini cocok. Itu contoh yang paling mudah,” ujar Shella.
Tertarik mendapatkan berbagai insights lain mengenai startup? Kalian bisa mengikuti sesi STARTALK lain yang akan berlangsung pada 13 Desember mendatang! Simak juga informasi menarik lainnya soal Skystar Ventures UMN lewat Instagram kami di @skystarventures!