Consumer and Market Research Associate Pluang, Deden Lukman, mengungkapkan sejumlah metode yang dapat digunakan pebisnis dalam melakukan market research atau riset pasar. Metode tersebut berbentuk riset kualitatif, kuantitatif, dan business intelligence.
“Untuk research method sendiri, ada kualitatif dan kuantitatif. Terus ada business intelligence,” ujar Deden dalam acara STARLEARN ‘The End-to-End Exercise for Startup’s Market Research’ pada Selasa (28/02/2023).
STARLEARN sendiri merupakan workshop buatan Skystar Ventures UMN yang mengundang berbagai praktisi startup untuk membagikan kemampuan kerja mereka kepada startup enthusiasts.
Deden menjelaskan riset kualitatif lebih berfokus pada data berupa kata dan kalimat, sementara kuantitatif berfokus pada data berupa angka.
“In qualitative, itu fokusnya on how. Lebih ke bagaimana, and someone needs to explain this process on the journey by their opinion, dengan eksploratif. Kalau kuantitatif, itu by numbers. Jadi yang lebih diukur. Kalau kualitatif lebih ke opini,” ujar Deden.
Sementara terkait metode business intelligence atau yang juga dikenal desk research, Deden mengungkapkan riset itu dilakukan dengan mencari informasi lewat internet. Dalam penelitian ini, periset tidak bersinggungan langsung dengan customer ataupun responden.
“Kalau misalkan qualitative and quantitative method is a directly research that approach to our customer, to our audiences, to our respondents, kalau business intelligence ini tuh kita bisa lakukan sambil duduk. Kita cari informasinya melalui internet,” tuturnya lagi.
“Kalau misalkan mau bikin usaha laundry, terus kita cari tahu di internet kira-kira ada kah informasi jumlah laundry atau toko laundry yang ada di Tangerang. Terus misalkan berapa harga laundry kiloan. Something that we can find on the internet. Dan bentuk datanya bisa dua-duanya, kualitatif maupun kuantitatif.”
Selain itu, Deden menuturkan riset kualitatif cocok dilakukan bila peneliti berniat untuk mengeksplorasi sebuah ide, menemukan jawaban dari suatu masalah, ataupun mendapatkan pandangan atas suatu hal.
Dalam riset kualitatif, penting untuk membuat pertanyaan secara sistemik, mulai dari isu besar hingga ke inti topik yang ingin dicari jawabannya. Penting juga bagi periset untuk menyesuaikan sampel penelitian dengan populasi pasar produk mereka, sebab itu menentukan seberapa valid data yang mereka dapatkan.
Cara lain untuk memastikan data kualitatif yang didapatkan itu valid ialah dengan memperhatikan seberapa jujur responden menjawab pertanyaan peneliti.
“Yang paling penting dalam kualitatif adalah seberapa kaya, how rich the information that you get from someone or respondent,” kata Deden lagi.
Sementara berkaitan dengan riset kuantitatif, Deden mengungkapkan riset ini digunakan untuk mengetes teori ataupun informasi yang sudah dimiliki.
Riset kuantitatif sendiri kebanyakan dilakukan menggunakan pertanyaan yang lebih close-ended. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan dengan opsi-opsi tertentu. Semisal suatu perusahaan ingin mengetahui minat olahraga mahasiswa lebih banyak pada siang atau malam hari, maka pertanyaan yang diajukan bisa berbentuk “kalian lebih suka berolahraga di siang atau malam hari?”
Dalam acara STARLEARN, Deden turut memberikan contoh penggunaan pivot untuk merapikan data di Microsoft Excel ataupun Google Sheet. Setiap peserta diberikan kesempatan mencoba menerapkan pivot sebagai sarana pengolahan data lewat kasus yang diberikan Deden.
Ingin mengetahui lebih lanjut soal workshop terkait startup? Ikuti Instagram kami di @skystarventures dan tunggu sesi workshop selanjutnya!