Berdasarkan fakta yang diungkapkan oleh hasil survey Boston Consulting Group bertema “Most Innovation Companies”, 89% perusahaan menempatkan inovasi sebagai prioritas tertinggi dalam roda bisnis perusahaan. Alasan utamanya adalah untuk membuat pembaruan dan penyesuaian kebutuhan konsumen. Tak heran banyak perusahaan terutama startup gencar melakukan pembaruan khususnya di bidang teknologi. Sayangnya, tak semua inovasi selalu berujung sukses. Inovasi yang tidak dapat menjawab permasalahan dari kebutuhan nyata perusahaan tidak selalu diterima oleh masyarakat.
Oleh karena itu, Skystar Ventures UMN sebagai salah satu wadah entrepreneur yang fokus untuk membentuk mindset entrepreneur pada mahasiswa bekerjasama dengan Nanyang Polytechnic (NYP) Singapore menyelenggarakan program “Skystar Innovation Challenge”, dimana 35 mahasiswa UMN bekerjasama dengan 13 mahasiswa NYP yang dibentuk dalam 10 tim membuat inovasi berdasarkan permasalahan nyata dari perusahaan startup di Indonesia.
Program Skystar Innovation Challenge yang dimulai sejak 9 September 2019 ini telah melalui beberapa tahapan sebelum akhirnya masuk ke acara puncak hari ini (19/9) yaitu Pitching dan Awarding Day. Tahapan kegiatan tersebut antara lain pembekalan metode design thinking dan market research, mengunjungi perusahaan partner untuk menggali permasalahan riil, melakukan riset pasar, validasi problem, hingga merancang prototype inovasi.
Octa Ramayana, Head of Program Skystar Ventures menjelaskan bahwa solusi yang dapat ditawarkan ke perusahaan adalah inovasi berupa perancangan aplikasi, software, business strategy, atau strategic planning. “Kesepuluh tim tersebut diharapkan dapat membuat strategi atau inovasi yang berkaitan dengan service dan business development. Seperti bagaimana caranya meningkatkan efisiensi dan sales”, jelas Octa.
Dalam kesempatan ini, Skystar Ventures UMN menggandeng dua startup company yaitu Amartha Fintech Lending dan juga Nodeflux yang bergerak di bidang Artificial Intelligent sebagai subjek utama yang memberikan permasalahan industri yang harus dipecahkan.
Selain berperan dalam memberikan real case problem, baik Amartha maupun Nodeflux juga berperan dalam penilaian dan pemilihan pemenang. Dalam kegiatan Awarding Day Skystar Innovation Challenge ini terpilihlah dua tim terbaik yang keluar sebagai pemenang.
Amartha memilih Kelompok 1 sebagai kelompok terbaik karena dianggap dapat memberikan hasil riset yang kuat. Mereka juga memembuat prototype aplikasi layanan fitur donasi melalui system crowd funding. Sementara Nodeflux memilih kelompok 3 sebagai kelompok terbaik karena telah membuat inovasi berupa teknologi savety image recognition untuk dapat diaplikasikan di perumahan dan apartment.
Kedua tim pemenang berhak mendapatkan kesempatan study visit ke Singapura, kesempatan magang di Amartha dan Nodeflux, dukungan poin SKKM bagi mahasiswa/i UMN, serta penghargaan berupa sertifikat.
Selain melakukan pitching dan awarding, pada hari ini dilakukan pula penandatanganan kesepakatan kerjasama antara UMN dengan NYP dengan tujuan untuk mengembangkan kapabilitas entrepreneurship di kalangan mahasiswa.
Yang Tien, Director of Innovation and Enterprise Office Nanyang Polytechnic Singapore mengungkapkan kegembiraannya karena dapat bekerjasama dengan UMN. “Program SIC ini hanyalah sebuah awal dari kerjasama dan kolaborasi antara NYP dengan UMN untuk kedepannya menjadi lebih baik”, tuturnya.
Selain itu, menurut Andrey Andoko, Wakil Rektor UMN sekaligus Kepala Inkubator Skystar Ventures UMN, kolaborasi ini telah mendatangkan kesempatan yang langka bagi mahasiswa/i UMN. “Kami yakin kompetisi ini tidak hanya dapat memperluas jaringan mahasiswa tapi juga kerangka berfikir mereka karena levelnya tidak lagi nasional, tapi internasional”, ungkapnya.