Belakangan ini berita mengenai cryptocurrency sedang naik daun banget ya, kalian bisa lihat berita tentang crypto di berbagai media, seperti Instagram, Tiktok, Twitter, bahkan TV. Kira-kira kenapa bisa booming, ya? Nah ternyata, CEO Tesla yaitu Elon Musk sempat memposting salah satu jenis coin di laman Twitter-nya dan bikin heboh dunia crypto. Nilai crypto mendadak melambung sangat tinggi sehingga membuat banyak orang panic buying.
Apakah kamu salah satu diantaranya? Atau kamu masih takut untuk membeli karena bingung bagaimana mengatur portofolio coin crypto? Nah, ini dia solusinya.
Seperti yang kita tahu, jenis coin crypto itu banyak banget ya, jadi cukup sulit untuk memantaunya, ditambah lagi harganya yang naik turun dalam hitungan detik saja. Nah, sekarang kamu tidak perlu khawatir, berangkat dari permasalahan tersebut, seorang mahasiswa Sistem Informasi semester 7 Universitas Multimedia Nusantara memiliki ide untuk membuat sebuah aplikasi bernama Pensil yang cocok untuk para investor crypto loh! Yuk kita intip profilnya!
Berawal dari iseng-iseng investasi crypto, Kevin Widjaja berhasil membuat sebuah startup yang sangat membantu para investor. Pada awalnya, Kevin mengalami kesulitan saat mencatat daftar coin-coin crypto yang sudah ia beli. Kevin masih menulis manual di Microsoft Excel sehingga ada beberapa transaksi yang missed, ia juga perlu menggunakan rumus untuk menghitung laba dan rugi yang sudah didapatkan. Fluktuasi yang ada di pasar crypto juga sangat tinggi, bahkan berubah setiap detik. Hal inilah yang menjadi gagasan dasar terbentuknya Pensil, aplikasi pencatat portofolio dengan cita rasa lokal sehingga mudah digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, Kevin Widjaja selaku CEO Pensil pernah tergabung dalam sebuah startup bernama ‘Gajiku’ yang merupakan project dari mata kuliah technopreneurship. Gajiku sendiri memperoleh juara satu pada Startup Weekend Indonesia UMN 2020 dan juara National Public Favorite Startup di tingkat nasional. Namun, ada beberapa kendala yang perlu dihadapi sehingga Gajiku tidak dilanjutkan. Berbekal pengalaman yang cukup banyak, akhirnya Kevin mengajak teman-temannya untuk membuat startup baru bernama Pensil.
Pensil memutuskan ikut Skystar Ventures batch 8 untuk mendapatkan banyak ilmu dan networking yang bisa menambah insight tim. Salah satu ilmu yang paling berguna bagi Pensil adalah sesi mentoring yang dibawakan oleh Arvy Budiarto selaku CEO dari Agile Technica. Arvy mengajarkan bahwa sebuah startup dapat memanfaatkan plugins dan framework yang tersedia secara terbuka di internet, jadi tidak perlu coding dari awal. Kata-kata yang paling mengesankan bagi tim Pensil dari sesi mentoring tersebut adalah “Don’t reinvent the wheel” karena sudah ada yang menciptakan “wheel” tersebut. Yang perlu lakukan adalah merancang berbagai komponen agar menjadi aplikasi yang baik. Tidak lama setelah itu, tim Pensil langsung membagi tugas dan bekerja. Wah, ternyata sesi mentoring Skystar Ventures dapat memberikan semangat bagi para pesertanya ya!