Mendirikian bisnis memang bukan suatu hal yang mudah. Ada banyak aspek di dalam prosesnya yang perlu dipersiapkan dan dipertimbangkan dengan baik. Namun, saking banyaknya hal yang harus dipikirkan, banyak orang yang bingung apa saja langkah membangun startup.
Pada “Career Building 2025: Entrepreneurship Development Program”, tepatnya pada sesi fakultas Teknik dan Informatika, Natali Ardianto menjelaskan langkah-langkah membangun startup versi dirinya. Natali sendiri adalah seorang CEO dari startup Lifepack.id dan telah berkecimpung di industri ini selama lebih dari 17 tahun. Sebelumnya, ia juga sempat menjadi co-founder dan CTO dari Urbanasia.com, Tiket.com, hingga Pluang.
Dengan judul “22 Steps to Jump Start Your Startup”, Natali memaparkan pengalamannya ketika membangun empat startup pertamanya. Dalam pengalamannya tersebut, terdapat 22 langkah membangun startup, yaitu:
1. Educate Yourself
Menurut Natali, sebelum belajar dari pengalaman sendiri, akan lebih baik jika kita bisa cari pengetahuan dari pengalaman orang lain. Beberapa pengetahuan yang penting untuk dimiliki sebelum membangun bisnis antara lain: manajemen, keuangan, teknologi, pemasaran, dan masih banyak lagi.
2. Validate Your Idea
Ketika mau memulai bisnis, biasanya kita akan berangkat dari ide solusi dari sebuah masalah yang dialami. Namun, salah satu langkah membangun startup yang krusial adalah untuk memvalidasi apakah masalah tersebut dialami oleh banyak orang dan apakah solusi kita dibutuhkan. Dari validasi tersebut, kita bisa mulai menyusun business model canvas.
3. Create Business Plan
Saat business model canvas sudah terbentuk, langkah selanjutnya adalah untuk menyusun business plan. Natali merekomendasikan untuk menyusun visi & misi, mengatur timeline, dan menyusun budget sebagai langkah awal. Ketiga poin ini akan menjadi dasar dari seluruh aktivitas startup kita ke depannya.
4. Strength-Weakness-Opportunity-Threat
Rumuskan apa yang menjadi keunggulan dan kelemahan startup kita baik dari sisi internal ataupun eksternal. Analisis ini yang nantinya akan digunakan untuk kita mencari market gap, yaitu celah di dalam industri yang bisa membuat kita masuk ke dalam persaingan dengan kompetitor.
5. Identify Your Founding Team
Langkah kelima ini diakui oleh Natali sebagai salah satu langkah yang paling susah. Karena ketika mencari rekan founder dalam membuat bisnis, kita harus mencari dua sampai tiga orang yang memiliki visi dan misi yang sama dengan bisnis yang kita bangun dan mampu bersikap profesional. Mereka harus diposisikan pada posisi yang tepat dan bermanfaat signifikan pada bisnis.
6. Allocate Equity Between Founders
Setelah berhasil menemukan orang yang tepat untuk posisi yang tepat dalam founding team, langkah selanjutnya adalah menentukan tanggung jawab dan porsi dari masing-masing tim. Meski begitu, menurut Natali tetap diperlukan adanya satu orang yang disepakati sebagai pengambil keputusan tertinggi. Hal ini agar tim terhidar dari konflik ketika berbeda pendapat.
7. Build MVP
Ketika dari segi ide dan tim dinilai sudah siap, langkah selanjutnya adalah membuat minimum viable product (MVP). MVP ini sudah harus dalam bentuk prototipe yang siap digunakan. MVP akan digunakan sebagai testing product kepada calon pengguna agar kita bisa mengetahui apa yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan dari produk tersebut.
8. Build Online Presence
Saat produk dinilai sudah siap untuk dikenalkan kepada masyarakat luas, langkah membangun startup selanjutnya adalah menemukan bagaimana cara memperkenalkan produk tersebut. Pada era digital saat ini, ada tiga cara yang Natali nilai efektif, yaitu menggunakan sosial media, membuat rilis pers untuk media, dan iklan.
9. Build Network Effectively
Masih berhubungan dengan memperkenalkan produk dan bisnis, hubungan personal kita sebagai seorang founder juga penting. Dalam menjalin hubungan untuk konteks berbisnis, kualitas lebih penting dari pada kuantitas. Natali percaya bahwa sepuluh orang terdekat akan menentukan bagaimana masa depan kita.
10. Incorporate
Ketika startup kita sudah mulai berjalan dengan baik, Natali sangat menyarankan untuk startup kita diproses ke tahapan-tahapan legal selanjutnya, yang salah satunya adalah menjadikannya Perseroan Terbatas (PT). Hal ini akan memudahkan dan mendisiplinkan kita dalam memisahkan mana yang menjadi urusan perusahaan dan urusan personal.
11. Lawyer Up
Dalam berbisnis, penting untuk kita memerhatikan hal-hal yang berkaitan dengan hukum. Oleh karena itu, memiliki seseorang yang ahli dalam urusan legal akan sangat membantu bisnis kita mengatasi hal-hal tersebut. Saat ini sudah banyak pihak yang menyediakan jasa untuk mengurus hal ini, karenanya langkah ini bukan merupakan hal yang sulit.
12. Recruit Mentor
Mentor sangat diperlukan untuk memberikan perspektif eksternal perusahaan sehingga kita memiliki sudut pandang yang lebih luas untuk dipertimbangkan. Jumlah mentor yang disarankan oleh Natali adalah 2-3 orang sehingga sudut pandang yang diberikan bisa beragam tapi tidak terlalu banyak hingga membuat proses pertimbangan tidak efisien.
13. Learn Finance
Meskipun bukan berasal dari latar belakang finance, semua founder harus bisa menguasai dasar-dasar pengelolaan keuangan. Bagi Natali, terdapat tiga dokumen yang setidaknya perlu dipahami seorang founder: profit and loss, cash-flow, dan balance sheet. Memahami dasar-dasar keuangan akan membantu kita mengambil keputusan bisnis yang tepat.
14. Open Account
Pilihlah bank yang dinilai dapat dipercaya dan memberikan keuntungan terbesar. Bank akan sangat berperan pada pertumbuhan bisnis kita. Natali menyarankan untuk gunakan satu bank saja untuk mempermudah pendataan keuangan dan mendapatkan benefits terbaik dari loyalitas.
15. Technology Choice
Pilihlah sarana teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan kita. Tidak perlu yang paling canggih atau yang sedang populer, karena urusan teknologi hanya akan penting bagi pihak internal perusahaan. Bagi pihak eksternal, selama performa produk baik, mereka tidak peduli bagaimana cara kita membuatnya.
16. Measure Your Business with Analytics
Saat bisnis sudah berjalan, analytics adalah aset berharga. Data-data analitik akan berguna untuk kita terus memiliki kontrol atas segalanya yang sedang terjadi di perusahaan kita. Dari data tersebut kita dapat memantau kendala, peningkatan, kesempatan, dan hal-hal lain yang dapat membantu kita bertumbuh.
17. Hiring
Perusahaan yang sedang berada pada tahap awal harus berhati-hati dalam merekrut pegawai, baik dari segi posisi, jumlah, hingga gajinya. Natali memberikan tips untuk mengoptimalkan penggunaan outsourcing dan juga intern untuk menggantikan posisi full-time jika posisi tersebut belum terlalu dibutuhkan.
18. Find Out Your Exit Strategy
Memiliki exit strategy menjadi sangat penting bagi sebuah startup yang sedang berkembang, terutama untuk yang sedang mencari atau sudah mendapatkan funding. Exit strategy akan menjadi bentuk visi serta pertanggungjawaban kita terhadap kepercayaan investor. Meski terkesan masih jauh, pemikiran jangka panjang kita penting di mata investor.
19. Open Communications with Investors
Ketika sudah mendapatkan investor, transparansi dan komunikasi sangat penting untuk menunjukkan kredibilitas kita sebagai sebuah perusahaan. Memberikan laporan dan informasi terbaru tentang perusahaan secara rutin akan membuat investor kita tau kondisi perusahaan, mengontrol jika diperlukan, dan cara terbaik untuk membantu kita.
20. Raising Fund
Saat mencari funding, terdapat beberapa hal yang harus kita kuasai sebagai seorang founder. Hal tersebut adalah term sheet, due diligence, dan valuation/cap table. Ketiga hal ini akan mempermudah kita dalam meyakinkan pihak investor bahwa keuangan perusahaan kita stabil dan potensial untuk berkembang.
21. Maintain Your Investor
Dalam mencari funding dan investor, penting untuk kita sebagai seorang founder bisa menjaga hubungan yang baik dengan mereka. Meskipun pitching ditolak atau output tidak sesuai ekspetasi, jangan sampai kita memutus hubungan dengan mereka karena ke depannya ada kemungkinan mereka tertarik kembali dengan perusahaan kita.
22. Success
Ada banyak indikator dalam menilai apakah sebuah perusahaan sudah dapat dibilang sukses. Oleh karena itu, hargai setiap proses dan peningkatan sekecil apapun. Nikmati perjalanan bisnis kita dan sesuaikan phase pertumbuhan bisnis dan diri sendiri, tidak perlu terlalu terburu-buru tapi juga jangan terlalu santai.
Meskipun terkesan banyak, tapi semua langkah di atas dinilai krusial untuk dilakukan. Natali menekankan bahwa segala proses membangun bisnis memang tak semuanya mudah dan menyenangkan. Meski begitu, semua prosesnya tetap harus dilakukan sambil dinikmati dan terus dipelajari.
Baca juga: “Apakah Startup Wajib Dapat Investasi Untuk Scale-up Bisnis?”
Apakah Startup Wajib Dapat Investasi Untuk Scale-up Bisnis?
Ditulis oleh:
Reynaldy Michael