Akhir-akhir ini, bisnis Food & Beverage (F&B) seakan tidak pernah tidur dalam berkembang dan berkreasi. Setiap minggunya, belasan hingga puluhan bisnis F&B baru muncul di kota-kota besar di Indonesia. Di tengah gemuruh persaingan ini, memiliki produk yang sekadar enak atau tempat yang nyaman saja sudah tidak lagi cukup untuk membuat sebuah bisnis bertahan dan berkembang.
Fenomena ini adalah cerminan evolusi besar dalam industri F&B. Dahulu, resep andalan dan fokus pada penjualan offline sudah bisa mendatangkan keuntungan besar, bahkan target pasar cukup difokuskan pada orang-orang di area sekitar. Membangun bisnis pun kerap membutuhkan modal besar di awal.
Namun, kini situasinya berbeda. Agar bisnis F&B berhasil, mereka harus mampu memberikan solusi dan kemudahan atas suatu masalah. Pengusaha F&B juga wajib bersahabat dengan teknologi, memanfaatkan aplikasi dan data untuk mengoptimalkan operasional serta menjangkau pasar lebih luas. Dengan sengitnya persaingan, ide yang cemerlang dan unik menjadi krusial. Selain itu, kemudahan akses untuk memesan dan mendapatkan makanan juga menjadi bagian penting dari bisnis F&B masa kini.
Lalu, mengapa bisnis F&B “biasa” sulit untuk bersaing dan bertahan? Sederhananya, ini disebabkan oleh beberapa faktor:
- Persaingan yang Semakin Sengit dan Kreatif: Bisnis F&B baru terus bermunculan dengan menu dan konsep yang beragam, namun konsumen tidak bertambah secara signifikan. Ketidakseimbangan antara supply dan demand ini membuat persaingan menjadi sangat ketat.
- Modal Awal yang Habis di Muka: Banyak bisnis “biasa” menghabiskan sebagian besar modal mereka di awal untuk persiapan fisik, seperti sewa tempat dan renovasi. Hal ini berakibat pada keterbatasan biaya untuk proses riset dan pengembangan (R&D), promosi, pengembangan produk, bahkan evaluasi kinerja bisnis di kemudian hari. Alhasil, bisnis sudah berdiri, namun pengelolaan dan pengembangan menjadi terbatas biayanya.
- Pasar yang Terus Berevolusi: Saat ini, mengandalkan konsumen yang ada di area sekitar lokasi bisnis saja tidak cukup. Konsumen punya banyak pilihan dan mudah bosan. Oleh karena itu, memperluas jangkauan pasar, baik dari segi area geografis maupun kemudahan akses, menjadi sangat penting. Di sinilah peran teknologi dan aplikasi digital jadi krusial untuk mendekatkan bisnis dengan konsumen.
- Minim Akses pada Data: Di era digital, semua keputusan harus berdasarkan data sebagai pijakan utama. Banyak bisnis “biasa” yang tidak memiliki akses atau bahkan tidak tahu bagaimana cara mengolah data. Ini menjadi penyebab pengembangan bisnis yang tak terarah karena mereka tidak mampu memahami konsumen dan dinamika pasar mereka secara mendalam.
Studi Kasus
Jika melihat beberapa startup F&B yang sedang berkembang pesat di Indonesia saat ini, poin-poin sebelumnya akan semakin mudah untuk dipahami.
Ambil contoh Kopi Kenangan. Didirikan pada tahun 2017 oleh Edward Tirtanata dan James Prananto, Kopi Kenangan berhasil memahami bahwa pasar membutuhkan kopi enak dan berkualitas namun malas membeli secara konvensional. Mereka lantas menciptakan aplikasi sendiri untuk order dan pick-up produk kopi secara praktis dan cepat. Dampaknya, Kopi Kenangan tumbuh secara eksponensial, membuka ratusan gerai dalam waktu singkat, dan menjadi unicorn F&B pertama di Asia Tenggara, menunjukkan betapa strategi berbasis solusi dan teknologi sangat efektif.
Contoh lain adalah Hangry. Didirikan oleh Abraham Viktor dan tim pada tahun 2019, Hangry mampu memahami bahwa pasar mereka—terutama anak muda—cepat bosan dengan pilihan makanan yang itu-itu saja di sekitar mereka. Mereka sadar bahwa bertahan dengan satu model atau jenis makanan saja akan membuat mereka cepat tergerus pasar. Oleh karena itu, Hangry membawa banyak brand dengan beragam menu di dalamnya, namun tetap dioperasikan dari dapur yang sama atau cloud kitchen. Strategi multi-brand ini memungkinkan mereka menawarkan variasi tanpa perlu membangun banyak infrastruktur fisik, menarik pelanggan yang mencari keragaman, dan memungkinkan Hangry untuk terus berinovasi dalam portofolio brand mereka.
Kesimpulan
Bisnis Food & Beverage telah bertransformasi total. Era ini menuntut para pengusaha untuk berpikir lebih dari sekadar rasa dan lokasi. Untuk bertahan, apalagi berkembang pesat, sebuah bisnis F&B harus mampu mengadopsi mindset inovasi seorang founder startup: peka melihat masalah, jeli menangkap peluang, dan kreatif menawarkan solusi yang relevan dengan kebutuhan konsumen masa kini. Dengan demikian, bisnis F&B tidak lagi hanya menjual produk, melainkan juga kenyamanan, efisiensi, dan pengalaman yang tak tertandingi. Ini adalah panggilan bagi setiap calon pengusaha F&B untuk tidak hanya mengikuti tren, melainkan menjadi bagian dari perubahan yang mendefinisikan masa depan industri kuliner.
Baca Juga: “Inkubator Bisnis: Mengapa Proses Inkubasi Penting Untuk Startup”
Ditulis oleh:
Reynaldy Michael