Pendanaan dan scale up bisnis dalam ekosistem startup dipersepsikan sebagai satu kesatuan. Di mana ada keinginan untuk scale up, di sana diperlukan tambahan pendanaan agar proses tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Meski begitu, Investment Associate Skystar Capital, Gabriella Thohir, berpendapat bahwa tidak ada jawaban pasti mengenai wajib atau tidaknya sebuah startup perlu mendapatkan pendanaan dari venture capital untuk scale up.
“Nah, sejujurnya ini bergantung pada apa yang teman-teman perlukan atau merasa diperlukan untuk mengembangkan bisnis teman-teman. Jadi tergantung, itu jawabannya bisa iya atau tidak,” ujar Gabby dalam acara STARPODS ‘Is Investment a Mandatory to Scale-up a Startup?’ pada Kamis (13/04/2023).
STARPODS merupakan podcast buatan Skystar Ventures UMN yang menghadirkan berbagai praktisi startup untuk membagikan pengetahuan mereka ke startup enthusiast.
Selain membahas soal wajib atau tidaknya investment dalam scale up business, Gabby turut memberikan beberapa keuntungan yang diterima founders jika mendapatkan pendanaan dari venture capital.
“Founder tidak akan lagi memiliki modal yang terbatas untuk mengembangkan ataupun bereksperimentasi dengan bisnisnya sendiri. Itu nomor satu. Nomor dua, founder juga akan mendapatkan koneksi yang bisa membantu mereka scale up bisnisnya,” tutur Gabby.
“Nomor tiga, founder juga akan menerima atau mendapatkan informasi atau wawasan lebih tentang industri-industri lain. Terakhir, founder akan mendapatkan business partner yang sekarang bisa diandalkan. Jadi tidak lagi seorang founder itu harus mengerjakan sesuatu sendiri,” lanjutnya.
Meski demikian, mendapatkan pendanaan dari venture capital bukan berarti bisnis bebas dari hambatan. Tantangan baru yang hadir dari pendanaan tersebut adalah hak investor yang mendapatkan ekuitas di perusahaan, pun kemudian mendapatkan suara atas pengambilan keputusan perusahaan, dikutip dari Investopedia.
Namun, Gabby menerangkan bahwa keterlibatan investor di perusahaan dapat disesuaikan dengan kesepakatan seberapa jauh founders mengizinkan investor terlibat.
Mengomentari pertanyaan tentang investasi berbasis gender, Gabby menegaskan modal ventura yang baik tidak akan mendiskriminasi bisnis berdasarkan gender.
“Jadi kalau misalnya investment yang baik, fokusnya atau yang paling penting sebenarnya apakah bisnis ini bisa berkembang,” tutur Gabby.
Walaupun demikian, Gabby menerangkan memang masih ada perilaku bias gender yang hadir di ekosistem startup. Salah satunya asumsi perempuan akan lebih berpengetahuan kala membahas industri mode.
“Jadi kadang-kadang orang cenderung berasumsi bahwa founder perempuan itu mungkin paling berpengetahuan tentang industri fashion dan mungkin asumsinya adalah founder perempuan itu kurang tahu tentang [misalnya] industri finansial,” katanya lagi.
Ingin mengikuti berbagai rangkaian acara Skystar Ventures UMN? Dapatkan informasi selanjutnya di Instagram @skystarventures!