Dunia Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling terkena imbas dari pandemi Covid-19. Hal ini mengakibatkan sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan online. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia, Shinta VR merancang sebuah Virtual Reality untuk edukasi bernama Millealab. Unit bisnis ini berhasil lolos dalam Program Pendanaan Startup Inovasi Indonesia di bawah naungan lembaga inkubator Skystar Ventures UMN.
Millealab bekerja sama dengan LPPM Universitas Andalas untuk mengadakan pelatihan pembuatan bahan ajar menggunakan Virtual Reality pertama di Sumatera Barat. Pelatihan diberikan kepada guru di sekolah Kota Padang, yakni SMP 24 Padang dan SMP 38 Padang.
Pelatihan ini digagas oleh dosen Universitas Andalas untuk membantu para guru dan siswa mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran. Boby Febri Krisdianto, dosen Universitas Andalas juga mengatakan bahwa Virtual Reality merupakan alternatif kegiatan pembelajaran di masa pandemi. “Melalui Virtual Reality, guru menyampaikan materi ajar dengan menggunakan perangkat lunak yang dapat memberi efek visual sistem pelajaran yang nyata. Dengan penerapan teknologi yang terkomputasi ini diharapkan minat siswa meningkat karena pembelajaran lebih mudah dimengerti, menarik, menyenangkan, dan interaktif.”
Ide ini disambut dengan positif oleh seluruh tenaga pendidik di Padang. Salah satunya adalah Kepala SMP Negeri 24 Padang, Dwifa Kesuma, S. Pd, “Saya senang sekali dengan gagasan dari dosen Universitas Andalas. Selaku penanggung jawab kegiatan, saya mengharapkan para guru mengikuti pelatihan ini dengan baik dan dapat menyerap pengetahuan sebanyak mungkin.”
Boby Febri Krisdianto berharap dengan adanya pelatihan ini, Universitas Andalas dapat menciptakan Komunitas Padang Virtual Community pertama di Sumatera Barat. Lebih lanjut, komunitas ini juga bertujuan memberikan pendidikan dan pelatihan dalam membuat konten bahan ajar berbasis Virtual Reality kepada para tenaga pendidik. Selain itu, diharapkan komunitas ini dapat menjadi fasilitator bagi guru agar dapat merancang bahan ajar yang dapat meningkatkan kreativitas siswa.
Virtual Reality bukanlah suatu hal yang asing lagi di dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Mengingat sudah ada sekitar 5.200 tenaga didik tersertifikasi yang mampu mempersiapkan bahan ajar menggunakan Virtual Reality serta lebih dari 16.000 siswa memanfaatkan bahan ajar ini.
Selanjutnya, Millealab dan LPPM Andalas juga mengadakan webinar lanjutan dengan tema “Virtual Reality untuk konten edukasi.” Webinar kedua ini dihadiri oleh banyak guru dari berbagai sekolah di Sumatera Barat dengan antusiasme yang sangat tinggi. Dalam kesempatan ini, Andes Rezky selaku founder dan managing directors Millealab berkesempatan untuk menjadi keynote speaker.
Melalui pelatihan ini, diharapkan Millealab dapat berkolaborasi dengan para guru di Sumatera Barat untuk membuat bahan ajar Virtual Reality yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran kepada para siswa.