Menghasilkan keuntungan merupakan tujuan utama dalam membangun bisnis. Namun, bagi sebagian orang, ada hal lain yang juga menjadi alasan mengapa mereka mendirikan bisnis. Seperti Helga Angelina dan suaminya saat menciptakan Bugreens dan Green Rabel. Alasannya mereka adalah ingin menciptakan impact business.
Ketika membagikan materi dalam “Career Building 2025: Entrepreneurship Development Program”, tepatnya pada sesi fakultas Bisnis, Helga menceritakan kisahnya saat merintis Burgeens dan Green Rabels, serta mengapa ia ingin menciptakan sebuah impact business. Namun, sebenarnya apa itu impact business?
Menurutnya, impact business adalah sebuah bisnis yang didirikan dengan alasan dan misi utamanya untuk menyelesaikan masalah di masyarakat. Masalah yang ingin diselesaikan bisa berupa masalah lingkungan, sosial, dan lain-lain.
Ia juga menambahkan, salah satu cara membedakan bisnis biasa dengan impact business adalah dengan melihat matriks kesuksesan bisnisnya. Bisnis biasa umumnya menjadikan keuntungan finansial dan pertumbuhan bisnis sebagai matriks utamanya. Sementara itu, pada impact business terdapat 3 matriks yang digunakan. Yaitu, keuntungan finansial (profit), keuntungan yang dirasakan masyarakat (people), dan keuntungan bagi bumi (planet).
Meskipun tujuannya untuk memberikan dampak, impact business berbeda dengan konsep corporate social responsibility (CSR). Pada impact business, memberikan dampak ke masyarakat adalah bagian dari model bisnis perusahaan itu sendiri. Jadi, meskipun belum memeroleh keuntungan secara finansial dalam jumlah besar, dampak yang diberikan seharusnya sudah mulai terjadi.
Hal ini berbeda dengan perusahaan yang melakukan CSR, karena dampak ke masyarakat dilakukan dengan modal yang berasal dari keuntungan perusahaan. Jadi dampaknya baru terjadi setelah ada keuntungan finansial, dan bukan karena model bisnis perusahaan tersebut.
Selain berdampak pada bisnis, masyarakat, dan lingkungan, Helga juga menjelaskan bahwa sebenarnya impact business juga memberikan keuntungan terhadap founders-nya. Menurut Helga, jika kita membangun impact business, kita sebagai founders akan mendapatkan keuntungan berupa:
- Motivasi ekstra. Hal ini dikarenakan keinginan kita untuk membuat dampak dapat menjadi alasan lain yang menguatkan kita untuk berjuang dan bertahan, selain alasan menghasilkan profit.
- Ekspektasi pasar. Saat ini bagi beberapa kelas pasar, isu sustainability telah menjadi “big plus-point“. Bagi mereka keberlanjutan menjadi salah satu pilar utama dalam mengambil keputusan pembelian.
- Loyalitas stakeholder. Tidak hanya bagi konsumen, loyalitas juga cenderung akan diberikan oleh rekan bisnis, employee, supplier, dan stakeholders lainnya. Hal ini karena mereka memiliki value yang sama dengan perusahaan kita.
- Lebih stabil di kondisi tak menentu. Di tengah krisis dan ketidakstabilan ekonomi, stakeholder bisnis kita masih tetap membutuhkan impact yang kita bawakan. Oleh karena itu, stabilitas supply dan demand kita akan ditopang oleh kebutuhan tersebut.
- Menarik perhatian investor, banyak investor yang juga telah menyadari poin-poin di atas. Oleh karena itu, mereka akan melihat impact business sebagai model bisnis yang menarik untuk mereka invest.
- Moral support. Memiliki tujuan mulia dengan ingin membawa dampak baik akan membuat kita sebagai founders merasa didukung oleh hati nurani kita untuk membangun dan mengembangkan bisnis ini.
Helga sendiri telah membangun Burgeens bersama dengan suaminya Max Mandiaz dari tahun 2013. Burgreens adalah perusahaan jaringan makanan berbasis nabati (non-hewani) di Indonesia. Burgreens memfokuskan inovasi-inovasinya pada makanan khas Indonesia, Asia, dan makanan western.
Dari bisnis pertama mereka, pasangan ini akhinya mengembangkan ide-ide lainnya untuk mencapai impact yang mereka inginkan. Dari Burgeens, Helga dan Max ingin masyarakat bisa mengonsumsi makan berbasis nabati ini dari mana pun, tidak hanya di restoran mereka saja. Oleh karena itu, pada tahun 2021, mereka merilis Green Rabel, yaitu makanan siap makan yang dijual secara retail.
Saat ini, Helga dan bisnis-bisnis impactful-nya telah diakui oleh berbagai kalangan. Bahkan, pada tahun 2016, Helga Angelina masuk ke dalam “Forbes: 30 under 30 Asia”, sebuah penghargaan internasional untuk anak muda berdampak.
Baca juga: “A Bingung Mulai Dari Mana? Ini 22 Langkah Membangun Startup Versi CEO Lifepack.id!”
Ditulis oleh:
Reynaldy Michael