Memasuki awal program inkubasi, para Skypreneur diajak untuk mendalami pengetahuan tentang startup, dimulai dari mengenali perbedaan antara startup dan small business. Terkadang, masih banyak pandangan yang keliru mengenai apa itu startup, apa yang dilakukan startup, dan apa saja jenis usaha yang dapat dikategorikan sebagai startup. Untuk itu, Skystar Ventures UMN menghadirkan Founder Suvarna.id sekaligus Executive Director Gerakan 1000 Startup Digital, Enda Nasution dalam workshop pertama program inkubasi batch 6 “The Difference Between Startup and Small Business” pada Selasa (12/2).
Setujukah kamu bahwa startup adalah hal yang baru? Katanya, startup juga bisa dibilang sebagai bisnis yang modern. Jika setuju, kamu sudah memiliki basic business knowledge. Menurut Enda, bisnis dapat dikatakan sebagai hal yang biasa dan sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu. Sedangkan startup, hadir dengan inovasi yang baru yang dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi khususnya digital.
Startup = Scale
“Startup juga harus bersifat scalable. Artinya, produk yang dihasilkan dengan modal yang dimiliki harus bersifat eksponensial”, kata Enda. “Maksudnya, bisa menghasilkan inovasi yang gerakannya satu kali tapi dengan bantuan teknologi digital, cakupannya dapat menjadi berkali lipat”.
Contoh sederhananya bisa kita lihat pada GoJek. GoJek mempertemukan sesuatu yang sudah ada dengan teknologi berdasarkan permasalahan di masyarakat. Jaman sekarang, siapa yang tak pakai jasa GoJek? Bila tidak ada koneksi dengan aplikasi di smartphone, pelanggan harus berjalan mencari pangkalan ojek, menjelaskan rute perjalanan ke pengendara ojek, tawar menawar biaya perjalanan, kemudian membayar dengan uang tunai. Proses yang panjang bukan?
Startup = Problem Solving
Berdasarkan contoh GoJek tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa inovasi yang mereka berikan adalah mengotomatisasi proses transaksi dengan para pengendara ojek. Dari GoJek, kita juga bisa menyimpulkan bahwa kunci utama dari startup adalah produk atau jasa yang dihasilkan bersifat problem solving atau dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
Sebagai seorang Startup Founder, Enda menutup sesi workshop kepada seluruh Skypreneur dan teman-teman civitas academica Universitas Multimedia Nusantara untuk menncoba berbisnis. “Jika belum bisa menjadi Startup Founder, paling tidak kalian harus coba berbisnis. Banyak pelajaran yang bisa didapatkan dari sana. Beruntungnya, UMN juga punya inkubator bisnis Skystar Ventures yang bisa membantu kalian mewujudkan passion untuk membangun startup sendiri”, tutup Enda.(*)