Kata pepatah, buku adalah jendela dunia. Hal ini jelas disadari Kompas Gramedia Grup (KGG), khususnya dalam penyelenggaraan Kompas Gramedia Fair 2015. Acara yang diselenggarakan pada 11 hingga 13 Desember lalu di Jakarta Convention Center (JCC) ini dibuka oleh Anies Baswedan selaku Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah (Menbuddikdasmen). Selain memamerkan lebih dari 20.000 jenis buku, KG Fair 2015 juga menyuguhkan acara-acara menarik lainnya seperti talkshow, music entertainment, standup comedy, lomba presenter cilik, fashion show, launching buku, try out akbar, hingga cosplay competition.
Menariknya lagi, saat memasuki ruang pameran, area booth dihias menjadi tujuh kompleks arsitektur budaya lokal dan mancanegara lengkap dengan pernak pernik dan maskot karakter yang khas. Deuxiemanto selaku ketua penyelenggara acara memaparkan, “KG Fair ini sengaja kita buat dengan mengangkat tema budaya dunia, sesuai dengan tema How I See The World. Selain budaya Indonesia, Western dan Timur Tengah, kita juga tampilkan tema Jepang, hutan, dan Jawa Barat, lengkap dengan hiasan dan backsound-nya”.
Sebagai bagian dari Kompas Gramdeia Group, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) melalui Skystar Ventures Tech Incubator, turut memeriahkan KG Fair dengan menampilkan hasil karya entrepreneurship mahasiswa dari tim INIGAME, sebuah portal media untuk gamers, serta Nimoart, marketplace untuk produk custom handmade. Dengan mengusung konsep open booth design, INIGAME dan Nimoart mengajak pengunjung untuk berinteraksi secara langsung melalui cara-cara yang kreatif, seperti kompetisi game menggunakan Playstation 4, pemberian give away, hingga kesempatan berbelanja produk-produk custom handmade dari berbagai pengrajin lokal di Indonesia.
Hasilnya, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa, asyik mencoba games yang ditawarkan oleh INIGAME. Bahkan, seorang nenek tidak mau kalah bertanding dengan cucunya bermain PS 4. Kompetisi game sengaja dilakukan oleh INIGAME untuk mengedukasi pengunjung agar memandang game menjadi lebih positif. Fabianto, salah satu Founder INIGAME menuturkan, “KG Fair itu salah satu ajang yang paling tepat untuk mengedukasi anak-anak dan orang tua bahwa game juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak, bukan hanya dari segi akademis, tapi juga karakter. Selain iu, anak-anak juga dapat mengembangkan hobinya menjadi bisnis yang menghasilkan”.
Sementara INIGAME menawarkan kompetisi game, Nimoart memajang hasil karya terbaik dari seluruh pengrajin kerajinan tangan di Indonesia. Hasilnya cukup mengejutkan, lebih dari setengah produk yang mereka bawa habis terjual. “Kita nggak nyangka kalau ternyata banyak pengunjung mulai dari anak-anak hingga dewasa yang antusias dengan produk-produk handmade”, tutur Irine, salah satu Founder dari Nimoart.
Selain para pengunjung, CEO Kompas Gramedia, Lilik Oetama, juga mengaku bangga terhadap hasil karya mahasiswa UMN di bidang entrepreneurship ini. “Memang sudah saatnya mahasiswa dibekali ilmu yang tidak hanya dapat diimplementasikan di dunia professional, tapi juga di dunia bisnis. Bagus sekali! Saya bangga, lanjutkan dan sukses!”, tegas Lilik saat berkunjung ke booth UMN. Tidak hanya CEO Kompas Gramedia, Direktur Bank BCA, Henry Koenaifi, juga berkunjung ke booth UMN dan menyatakan rasa bangganya terhadap mahasiswa UMN.
Dibaik konsepnya yang unik, Skystar Ventures memiliki misi untuk mengedukasi serta membuka pikiran masyarakat bahwa peluang entrepreneurship juga dapat diciptakan dari kegiatan-kegiatan menyenangkan seperti hobi dan game. Selain itu, sejalan dengan visi Kompas Gramedia, UMN juga mendukung mahasiswanya untuk tidak hanya menjadi professional, tapi juga untuk menjadi entrepreneur tangguh dengan bisnis yang sustainable melalui penyediaan fasilitas inkubator bisnis.