Indonesia kini menjadi sorotan investor sebagai salah satu ‘tanah subur’ untuk pertumbuhan startup. Kondisi tersebut salah satunya dipengaruhi oleh potensi pasar Indonesia yang cukup besar.
Mengutip data Startup Ranking, Indonesia sekarang memiliki 2.462 startup, menjadikannya sebagai negara keenam dengan startup terbanyak di dunia.
Tak hanya itu, Indonesia kini menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, sebagaimana dilansir The Next Web. Ini tak lepas dari jumlah populasi penduduk negara itu yang mencapai lebih dari 273 juta orang, dikutip dari World Bank.
Jumlah populasi tersebut jelas menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki pasar besar untuk bisnis startup.
Presiden RI Joko Widodo bahkan sempat mengatakan startup Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang, meski kondisi ekonomi dunia masih tak menentu.
“Saya melihat ini justru ada peluang, ada opportunity yang bisa dilakukan, karena ekonomi digital kita tumbuh pesat, dan tertinggi di Asia Tenggara, melompat delapan kali lipat dari 2020, kira-kira 632 triliun, melompat menjadi 4.531 triliun nanti di 2030, artinya peluangnya besar sekali,” ujar Jokowi dalam pembukaan acara BUMN Startup Day pada September lalu.
Selain itu, pemberitaan Reuters menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai US$100 miliar atau sekitar Rp1.507 triliun pada 2025.
Lantas, seberapa menjanjikan bisnis startup di Indonesia?
Sebagaimana dilansir Tech In Asia, Indonesia memiliki berbagai elemen kunci untuk mengembangkan bisnis startup. Dari sekitar 260 juta populasi muda di Indonesia, sebanyak 100 juta orang aktif dalam dunia digital.
Tak hanya itu, masyarakat kelas menengah di Indonesia terus bertambah makmur. Pemerintah Indonesia juga mendukung perkembangan ekonomi digital di negara itu.
Bahkan, dalam laporan e-Conomy SEA 2022, Indonesia dan Singapura diketahui menjadi dua negara favorit tujuan investasi di Asia Tenggara selama 2022. Indonesia menarik 25 persen dari total nilai pendanaan swasta di kawasan tersebut.
Laporan e-Conomy SEA 2022 sendiri merupakan hasil kerja sama antara Temasek, Google, dan Bain & Company.
Selain Indonesia, Vietnam dan Filipina juga ditaksir mampu menarik lebih banyak investor jangka panjang ke depannya. Ini didorong oleh peningkatan kecerdasan dan kekayaan digital di tiga negara tersebut.
Di tengah potensi Indonesia sebagai ‘tanah subur’ perkembangan startup, muncul tantangan baru pada bisnis startup saat ini.
Beberapa bulan terakhir, pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan startup memenuhi dunia maya. Sampai pada Desember 2022, beberapa startup ternama melakukan PHK, mulai dari Sayurbox, Ajaib, Ruangguru, bahkan GoTo dan Shopee Indonesia.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan salah satu penyebab startup di Indonesia melakukan PHK ialah karena startup tak memiliki ekosistem yang kuat, sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com.
Lantas, apakah membangun bisnis startup di masa sekarang adalah waktu yang tepat? Temukan jawabannya dalam acara STARPODS “Is it the Right Time to Build a Startup?” pada Kamis, 19 Januari 2022! Yuk segera daftar di sini!