Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Setelah hampir dua tahun menerapkan sistem ini, banyak orang tua yang lebih memilih melanjutkan metode daring untuk pendidikan anaknya. Salah satu teknologi digital yang dapat dimanfaatkan untuk edukasi adalah Virtual Reality.
Hal ini sejalan dengan pembelajaran online yang terus mengalami peningkatan mulai dari media hingga perangkat yang digunakan. Tidak menutup kemungkinan hal tersebut akan terus berkembang dan tren pembelajaran di masa depan akan semakin maju. Salah satu teknologi yang menunjang bidang pendidikan adalah Virtual Reality.
Melihat hal ini, platform Virtual Reality Millealab bersama KOMINFO menyelenggarakan workshop bagi para guru di empat kota besar Indonesia. Millealab sendiri merupakan startup yang berada di bawah inkubator bisnis milik Universitas Multimedia Nusantara dan Kompas Gramedia, Skystar Ventures UMN. Sebagai salah satu startup yang menerima pendanaan dari program Startup Inovasi Indonesia, Millealab memilih Skystar Ventures UMN sebagai inkubator bisnis yang menaunginya.
Adapun tujuan dari workshop ini adalah meningkatkan kompetensi pendidik dalam bidang teknologi pendidikan, khususnya Virtual Reality.
Mengusung tema “Adopsi Teknologi Digital di Sektor Pendidikan,” rangkaian workshop ini dimulai pada tanggal 4-5 November 2021 di Magelang. Kemudian, dilanjutkan pada tanggal 9-10 November 2021 di Banyuwangi yang dihadiri oleh 100 peserta guru SD dan SMP Kabupaten Banyuwangi.
Lalu, pada tanggal 29-30 November 2021, workshop ketiga juga diselenggarakan di Kuningan dengan kehadiran 60 peserta guru SD serta SMP di Kabupaten Kuningan. Ketiga workshop ini dibawakan oleh Jelita Cahyaningtiyas dan Nava Mileniasari selaku Millealab VR Educator. Selain itu, turut hadir pula Kepala Dinas Pendidikan dan Dinas Kominfo untuk memantau acara ini.
Rangkaian workshop terakhir dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2021 di Bali yang diikuti oleh Kepala Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, dan 60 peserta guru SMA/SMK Provinsi Bali. Pada workshop ini, hadir pula Andes Rizky selaku Managing Director Millealab dan Jelita Cahyaningtiyas sebagai pembicara.
Workshop ini terdiri dari 3 sesi dengan tema yang berbeda-beda. Ketiga tema tersebut antara lain; strategi pembuatan ice breaking untuk memulai pembelajaran selama PJJ; pemaksimalan teknologi Virtual Reality dalam kegiatan pembelajaran online, offline dan hybrid; serta memanfaatkan berbagai platform digital untuk assessment dan engagement siswa.
Millealab dan KOMINFO terus menggencarkan kegiatan bagi para guru demi mendorong optimalisasi Virtual Reality sebagai sarana mengajar. Hal ini sejalan dengan visi dan misi Millealab untuk memperkenalkan immersive technology dalam dunia pendidikan. Diharapkan, Millealab dapat menghidupkan kembali harmonisasi antara sekolah-guru-murid-orang tua secara total. Selain itu, juga dapat mendorong tenaga pendidik dapat menerapkan dan mengaplikasikan teknologi Virtual Reality dalam kegiatan belajar mengajar untuk mewujudkan #bahagiabelajar yang sesuai dengan tagline yang ada.
“Dengan adanya kolaborasi antara Millealab dan Kominfo, diharapkan dapat memberikan impact positif bagi pendidik dan peserta didik. Selain meningkatkan kompetensi teknologi bagi pendidik, diharapkan pula dapat mewujudkan kebahagiaan belajar peserta didik,” ujar Jelita Cahyaningtiyas selaku Millealab VR Educator.