Sampah yang berserakan di lingkungan rumah pastinya sudah jadi pemandangan yang biasa ya bagi masyarakat Indonesia. Coba deh sekarang kamu lihat saluran pembuangan atau sungai di dekat rumah kamu, pastinya ada sampah yang menumpuk kan? Nah, menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2019 jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai 67,8 juta ton per tahun yang terdiri dari sampah organik dengan persentase sebesar 57%, sampah plastik sebesar 15%, sampah kertas sebesar 11% dan sampah lainnya sebesar 17%. Wah banyak banget ya jumlah sampahnya? Apalagi kalau misalnya sampah-sampah tersebut berakhir di laut. Gak kebayang kan gimana nasibnya? Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, peneliti menyebutkan bahwa sampah plastik yang ada di lautan tak terurai sedikit pun selama 20 tahun lamanya.
Rasa prihatin terhadap kerusakan lingkungan ini membuat seorang mahasiswa lulusan Universitas Multimedia Nusantara jurusan DKV bernama Tommy Andrea memberikan sebuah solusi yang direalisasikan dalam sebuah startup digital platform. Startup ini menjadi salah satu peserta Skystar Ventures batch 8 yang diprakarsai oleh empat sahabat (Tommy, Ferdie, Shierly, Gunadi) yang dipertemukan di Taiwan saat menempuh program studi pascasarjana di NCKU (National Cheng Kung University).
Setelah keempat sahabat ini menonton serial Netflix yang berjudul “Startup” pada Januari 2021, mereka tertarik untuk mendirikan sebuah Startup di Indonesia. Setelah melalui proses brainstorming yang cukup panjang, lahirlah Library of Things Indonesia. Walaupun Ferdie masih berada di Jepang untuk menempuh program bahasa Jepang, perbedaan jarak dan waktu tak menutup niat para founders untuk melakukan brainstorming sehingga terbentuknya startup ini. Startup ini merupakan platform digital berbasis peer-to-peer yang memiliki konsep circular economy untuk menciptakan zero waste melalui budaya sharing, yang harapannya dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Tommy Andrea mengusulkan agar Library of Things mengambil bagian dalam Skystar Ventures batch 8. Setelah proses seleksi yang cukup panjang, akhirnya Library of Things secara official menjadi bagian dari Skystar Ventures batch 8. Melihat perkembangan yang cukup pesat, pada bulan Maret, Library of Things merekrut satu anggota tambahan, yaitu Joshua, yang berkecimpung di dunia IT Programmer.
Setiap anggota dari Library of Things memiliki latar belakang pendidikan akademis yang sangat mumpuni. Setelah lulus dari UMN, Tommy Andrea selaku CEO Library of Things menempuh program pascasarjana Creative Industries Design di NCKU dan mendapatkan grand funding dari Ministry of Education Taiwan untuk project yang menjadi cikal bakal Library of Things NCKU tahun 2017 dan 2018. Selain itu, Shierly sebagai CMO telah menempuh pendidikan selama empat tahun di Universitas Brawijaya dan S2 di NCKU. Ferdie sebagai CFO Library of Things merupakan Lulusan S1 Institut Teknologi Bandung di bidang Mikrobiologi dan S2 NCKU. Sementara itu, Gunadi selaku COO Library of Things adalah Lulusan S1 Institut Teknologi Bandung dan S2 NCKU. Anggota terakhir, yaitu Joshua merupakan Sarjana Komputer di Universitas Tarumanegara.
Library of Things melihat adanya potensi dari program inkubasi batch 8 dari Skystar Ventures. Program ini mampu memberikan arahan, motivasi, support, dan mentoring untuk perkembangan startup. Termasuk di dalam nya pengembangan pribadi setiap anggota tim untuk menjadi young entrepreneur yang kompeten. Pembelajaran untuk menjadi seorang entrepreneur bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk dilakukan sendiri, tanpa bimbingan dan ilmu dari orang yang berpengalaman. Tidak hanya itu, program inkubasi Skystar Ventures batch 8 juga dapat membantu menentukan value dari sebuah product yang diberikan kepada customer, marketing and pricing strategies.
“Memang bukan sesuatu yang mudah bagi kami untuk sampai ke tahap ini. Kami juga masih memiliki banyak permasalahan yang mungkin akan dilalui demi terwujudnya salah satu goals kami yaitu pilot scale dari Library of Things! Namun,kami menikmati keseluruhan prosesnya dan melakukan yang terbaik,” tutur Tommy Andrea selaku CEO Library of Things.
Library of Things akan terus berkembang dengan memberikan inovasi-inovasi baru terhadap layanannya. Saat ini, Library of Things dalam tahap research and development, bersamaan dengan pengenalan (raise brand awareness) tentang Library of Things indonesia, circular economy and sharing economy concept, dan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Selain itu, Library of Things juga dalam tahap pembuatan TVC (TV commercial / video advertising) mengenai konsep dari Library of Things Indonesia itu sendiri dan bagaimana Library of Things indonesia mampu memberikan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Library of Things juga memutuskan untuk me-redesign logo agar terlihat lebih simpel dan mampu memberikan makna dari konsep dasar. Proses terakhir yang juga sedang dilakukan adalah pembuatan kaos khusus untuk meningkatkan brand awareness dan penggunaan photoshoot untuk founders. Jangan lupa cek Instagram @libraryofthings.id untuk info lebih lanjut ya!