Belajar Data Science menjadi kunci bagi para pelaku industri di era revolusi industri 4.0 saat ini. Proses digitalisasi dan otomasi yang kian masif menuntut para pelaku industri untuk semakin tanggap merespon perubahan dalam hal proses pengolahan dan analisis data.
Sebagaimana sebuah revolusi, perubahan proses pengolahan dan analisis data ini pun berjalan cepat laksana kilat. Bisa dikatakan, data mining atau analisa terhadap data memiliki peran sentral dalam menentukan arah perusahaan di era big data saat ini.
Riset Forrester menunjukkan, pasar Insight-As-A-Service (IAAS) di 2018 akan meningkat dua kali lipat. Dan sekitar 80% perusahaan sangat tergantung pada insight yang disediakan oleh insight provider.
Hal itu dapat diartikan bahwa kebutuhan terhadap Data Scientist juga akan terus meningkat tajam. Riset McKinsey & Company pada 2018 menunjukkan adanya kebutuhan 140 ribu — 190 ribu Data Scientist yang harus dipenuhi.
Namun, sayangnya sebagian pelaku industri di Indonesia belum tanggap, bahkan cenderung gagap dalam merespon perubahan ini. Hal itu tampak pada hasil penelitian Microsoft dan IDC awal 2018, yang mengungkapkan dari 79% organisasi di Indonesia yang tengah mengalami proses transformasi digital, hanya 7% yang memiliki strategi digital secara komprehensif.
Dalam konteks inilah, belajar data science sangat dibutuhkan. Melalui pembelajaran data science ini, akan bersemi tenaga-tenaga handal yang mampu mendorong revolusi tersebut. Poses belajar data science ini juga akan memunculkan tenaga handal yang mampu melakukan transfer ilmu sebaik mungkin.
Maka, disini dibutuhkan pelaku industri yang sudah teruji melakukan perubahan proses pengelolaan data dalam rangka transformasi digital. Karena itulah DQLab menggandeng salah satu startup yang sedang menerapkan strategi transformasi digital secara menyeluruh, yakni Bizzy.co.id.
Menggunakan strategi #datadriven, Bizzy.co.id kini berkembang menjadi marketplace digital, dinamis, dan inklusif. Sebagai entitas bisnis yang dilengkapi dengan platform e-procurement untuk proses pencarian (sourcing), pengadaan taktis, dan transaksional, Bizzy berupaya menempatkan pengelolaan data yang sudah mengalami transformasi sebagai penentu arah korporasi.
Dengan menghadirkan Cahyo Listyanto, Head of Data Science and Engineering Bizzy.co.id, DQLab menggelar sesi bedah kasus pada 22 November 2018. Dalam sesi tersebut, Cahyo menjelaskan bagaimana peran Data Science yang dilakukan Bizzy dalam melakukan transformasi digital. Cahyo juga menjelaskan teknologi dan metodologi yang digunakan Bizzy dalam proses tersebut.
Secara garis besar, Cahyo memaparkan dalam mewujudkan proses transformasi ini, hal utama yang harus dilakukan adalah memahami peluang dan tantangan dalam transformasi digital. Ia mengungkapkan pentingnya peran Cloud Big Data dan Data Science untuk mendorong kesuksesan strategi transformasi digital.
“Big Data itu memiliki sifat high-volume dan high-variety. Dengan begitu tersedia data yang sangat melimpah dan beragam. Hasil pengolahan data itu sangat berpotensi untuk kemajuan bisnis,” papar Cahyo.
Dan untuk mengelola Big Data dengan baik, dibutuhkan juga Data Scientist yang baik. Cahyo pun memaparkan kriteria untuk bisa mengatakan seseorang sebagai Data Scientist yang baik.
Bagi Cahyo, seorang Data Scientist adalah orang yang paham akan seluk beluk algoritma machine learning. Dengan begitu, sang Data Scientist akan mampu memilih algoritma yang tepat dan fitur-fitur pendukungnya guna memecahkan suatu masalah.
“Yang juga tak kalah penting, seorang Data Scientist harus memiliki kemampuan programming yang baik,” tambah Cahyo.
Untuk menjadi seorang Data Scientist yang baik, Cahyo kembali menekankan dibutuhkannya proses belajar data science yang berkualitas dan teruji. Dan sesi bedah kasus yang diselenggarakan DQLab menjadi contoh dari pembelajaran tersebut.