Setiap tahun angka pengguna motor selalu meningkat dan bertambah. Kemacetan yang sering kita jumpai di Indonesia, khususnya di Jakarta menandakan banyaknya jumlah transportasi baik roda dua maupun roda empat. Dengan semakin banyaknya pengguna motor atau mobil, semakin banyak pula peluang untuk membuka usaha bengkel. Bengkel merupakan tempat bagi para pengendara mengatasi permasalahan yang dialami oleh kendaraannya, seperti ban bocor, mogok, perawatan berkala, penggantian suku cadang, dan lain-lain. Konsumen tentunya selalu menginginkan hasil kerja yang maksimal, harapannya setelah kendaraan mereka mendapatkan perlakuan dari mekanik bengkel, kendaraan itu dapat digunakan dengan baik dan melaju mulus tanpa ada keluhan khususnya beberapa hari setelah keluar bengkel. Oleh karena itu, sebuah bengkel harus memiliki peralatan otomotif yang lengkap. Banyaknya jenis bahan dan peralatan otomotif, seringkali menimbulkan kebingungan bagi para pemilik bengkel sehingga tidak menutup kemungkinan adanya salah perhitungan. Hal ini tentunya akan merugikan pemilik bengkel, ya. Selain menyediakan produk, bengkel juga menyediakan jasa dalam hal perbaikan baik untuk pemasangan atau pengaplikasian produk, juga untuk pelayanan dalam hal konsultasi kendaraan, serta pembayarannya. Dengan banyaknya layanan yang diberikan, bengkel tentunya memerlukan solusi yang bisa dipakai supaya tidak salah dalam pendataan barang serta peningkatan layanan terhadap konsumennya. Kira-kira solusi apa ya yang dapat membantu pemilik bengkel?
Permasalahan yang sama juga dialami oleh salah satu mahasiswa jurusan Informatika Universitas Multimedia Nusantara angkatan 2017, Andreas. Andreas melihat ayahnya, yang merupakan pemilik sebuah bengkel, kesulitan dalam mendata stok barang yang ada di bengkelnya. Setelah mengalami problem seperti ini, akhirnya Andreas mengajak ketiga temannya yaitu Carissa dari jurusan informatika angkatan 2017, Ailin dari jurusan jurnalistik angkatan 2017, dan Darren dari jurusan informatika angkatan 2018 untuk membuat sebuah startup yang bernama Dongkrak. Startup ini menciptakan solusi berbentuk aplikasi Point of Sales untuk bengkel. Dengan menggunakan aplikasi Dongkrak, pemantauan transaksi keluar masuk barang dan pembukuan bengkel menjadi lebih jelas, sehingga tidak perlu lagi menggunakan nota kontan untuk pengaturan stok barang.
Dongkrak sendiri memutuskan untuk mengikuti inkubator bisnis Skystar Ventures karena ingin meningkatkan wawasan sekaligus mendapatkan akselerasi di tahap awal perjalanannya. Selain itu, mereka juga ingin memperluas network dengan para mentor dan founder-founder startup yang sudah berpengalaman. Sebelumnya, Andreas pernah mengikuti salah satu program Skystar Ventures UMN, Skystar Innovation Challenge (SIC), di tahun 2019.
Selama menjalani rangkaian acara inkubasi, Dongkrak banyak mendapatkan insight baru dari para mentor, khususnya dalam sesi mentoring yang dibawakan oleh Ivan Chen, direktur Anantarupa Studio, pada topik Revenue Model & Pricing Strategy. Dalam sesi mentoring tersebut, Dongkrak mendapatkan saran untuk membenahi business model mereka. Sebelumnya, revenue model Dongkrak menggunakan sistem subscription fee, lalu mereka mendapatkan saran untuk menggantinya dengan sistem fee per transaction karena lebih menguntungkan bagi pihak bengkel, mereka tidak perlu membayar jika bengkel sedang sepi. Tentunya saran ini berguna bagi Dongkrak supaya bisa lebih improve lagi, ya!
Saat ini, Dongkrak sedang dalam progres untuk mengembangkan aplikasi mobile. Sebelumnya Dongkrak sudah melakukan market validation kepada 50 bengkel, tetapi hanya sekitar tujuh bengkel yang mau diajak bekerja sama. Namun, tim Dongkrak tidak berhenti sampai situ saja. Mereka tetap berusaha dan pantang menyerah dengan membuat aplikasi mobile Dongkrak terlebih dahulu, baru kemudian akan dilakukan user testing ke bengkel-bengkel, dengan harapan akan semakin banyak bengkel yang tertarik dan percaya untuk mengaplikasikan Dongkrak dalam menjalankan bisnis mereka. Menarik banget kan ide bisnisnya, berawal permasalahan yang dialami sendiri, sekarang bisa direalisasikan dalam bentuk bisnis. Jangan lupa terus support Dongkrak ya, langsung follow Instagram mereka di @dongkrak.id.