Setiap Founder pasti ingin bisnisnya menghasilkan profit yang tinggi. Untuk itu, diperlukan pemilihan model bisnis yang tepat. Artinya, Anda harus membuat calon customer Anda mau membayar produk Anda. Lalu, strategi apa yang sesuai untuk diimplementasikan ke dalam bisnis Anda?
Tentukan problem dan solusinya
Anda tentu harus ingat, bahwa hal terpenting dalam membangun startup adalah menemukan masalah atau problem. Problem tersebut yang akan menjadi alasan Anda untuk dapat menciptakan solusi yang dibutuhkan oleh target customer Anda. Problem tersebut juga yang akan mendorong calon customer untuk mau membayar solusi yang Anda berikan. Jangan lupa juga untuk memvalidasi problem dan solusi yang Anda temukan tersebut.
Kenali model bisnis dulu dan sekarang
Saat sudah menemukan problem dan solusi yang tapat, saatnya Anda menentukan bisnis model yang dapat Anda gunakan sebagai pedoman dalam mendapatkan revenue atau pendapatan. Mari kita lihat bagaimana perbedaan model bisnis tradisional dengan model bisnis yang lebih modern.
Traditional | New |
Menjual barang | Iklan/sponsor |
Menjual jasa/layanan | Membership |
Valuation: 2x – 5x earnings | Survey & report |
Paid Apps | |
Valuation: active monthly subscribers/users |
Berdasarkan tabel tersebut, kesimpulan yang dapat ditarik adalah, model bisnis tradisional hanya berfokus pada penjualan produk/jasa sebanyak-banyaknya dan bersifat satu arah. Sedangkan model bisnis sekarang, kegiatan penjualan produk/jasa melibatkan pihak ketiga. Pihak ketiga ini yang akan mengeluarkan cost atas transaksi startup Anda.
Lalu, langkah apa yang harus dilakukan untuk mulai menyusun model bisnis untuk startup Anda? Novistiar Rustandi, Founder dari HarukaEdu sekaligus mentor di Skystar Ventures Incubator Program memaparkan 3 hal sederhana untuk membantu Anda menentukan bisnis model:
- Kenali startup Anda
Sebelum membuat model bisnis, penting bagi Anda untuk benar-benar memahami visi misi, serta tujuan yang ingin dicapai oleh Startup Anda. Problem apa yang ingin Anda pecahkan melalui startup Anda, serta solusi seperti apa yang Anda tawarkan.
Contoh studi kasus dari ResepDokter.com
ResepDokter.com adalah sebuah aplikasi untuk para pasien yang memiliki smartphone untuk membeli resep dari dokter tanpa harus pergi dan mengantri ke rumah sakit.
- Siapa saja stakeholder Anda
Setelah itu, mulailah untuk meggali pihak-pihak mana saja yang berpengaruh dan terkena dampak dari bisnis Anda.
ResepDokter.com memiliki stakeholder antara lain:
Dokter |
Farmasi/Apotek |
Perusahaan asuransi |
Perusahaan farmasi |
Pasien |
- Nilai apa yang dapat Anda berikan
Berdasarkan kategori stakeholder tadi, Anda dapat menentukan value untuk masing-masing pihak sehingga menjadi daya tarik mereka untuk bekerjasama dengan startup Anda.
Dokter | Sales data |
Farmasi/Apotek | Peningkatan revenue, peningkatan jumlah customer |
Perusahaan asuransi | Penghematan biaya asuransi |
Perusahaan farmasi | Sales data, branding |
Pasien | Hemat waktu dan biaya |
Nah, sekarang Anda sudah siap untuk menentukan cara pembayaran dari masing-masing stakeholder berdasarkan nilai yang Ada tawarkan tadi. Cara pembayaran ini yang akan menjadi model bisnis untuk startup Anda. Selamat mencoba!*