Saat mulai mengembangkan startup, sering kali Founder pemula megalami kebingungan untuk menentukan strategi atau fitur apa yang terlebih dahulu harus diprioritaskan. Founder dengan background bisnis, biasanya lebih suka memulai startupnya dengan penjualan ke customer, vendor, dan investor. Sedangkan Founder dengan background teknologi, biasanya akan berpendapat untuk mempertimbangkan cost, dan waktu pengerjaan platform. Lalu, bagian apa yang seharusnya dikembangkan terlebih dahulu?
Anda tentu pernah mendengar istilah MVP atau Minimum Viable Produk, yaitu sebuah metode yang membantu para Founder dalam mengembangkan produknya. MVP sendiri merupakan langkah terbaik yang bisa dilakukan oleh para Founder pemula dalam memilah cara yang paling minimum untuk pengembangan produk yang berkesinambuangan. Artinya, Anda dapat menentukan strategi serta fitur inti sebagai pedoman agar produk Anda dapat digunakan dan dijual kepada customer Anda.
Belajar dari Indra Dhanurendra, Co-Founder KlikDaily, Founder Alur Batik, Founder Red Dot Payment, sekaligus Mentor di Skystar Ventures inkubator bisnis Universitas Multimedia Nusantara, berikut ini adalah langkah-langkah dalam menentukan MVP untuk bisnis Anda:
- Tentukan fitur-fitur yang paling dasar
Yang harus diingat dari langkah ini adalah, dalam menentukan MVP, fitur-fitur dasar yang akan dipilih pertama kali bukanlah versi akhir dari produk Anda. Justru fitur ini adalah sebuah eksperimen untuk memvalidasi hipotesis Anda. Dengan kata lain, Anda harus dapat menentukan fitur yang paling ‘bodoh’ yang harus ada dalam produk Anda.
Contohnya, sejak awal pengembangan, fitur dasar yang digunakan iPhone adalah ‘handphone tanpa keypad’. Menurut Apple, sebuah handphone tidak memerlukan keypad dan dapat disembunyikan dalam layar sentuh.
- Gunakan tools gratis untuk membantu pengembangan produk
Setelah menentukan fitur paling dasar yang ingin dikembangkan, hal lain yang harus selalu diingat oleh para Founder pemula adalah untuk tidak membuat sesuatu yang orang lain sudah buat dan tersebar secara gratis. Gunakan hal tersebut sebagai ‘template’ yang dapat membantu Anda dalam mempersingkat waktu pengerjaan pengembangan. Perbanyaklah riset! Tabung uang dan waktu Anda untuk sesuatu yang lebih berguna.
Contohnya, untuk membuat website, Anda dapat memulai dengan menggunakan wordpress, WIX, atau Weebly. Untuk membuat back end development, Anda dapat menggunakan ruby on rails, iconic, node, laravel, dan masih banyak lagi.
- Buat fitur yang minimal tadi dengan cara yang scalable
Untuk menerapkan langkah ini, Ada dapat menggunakan metode SCRUM untuk memantau perkembangan produk dari segi timeline, produksi, serta pembagian tugas. Dengan metode SCRUM ini, Anda dapat menentukan timeline Anda sendiri sesuai kapabilitas yang dimiliki. Alur dari SCRUM sendiri memungkinkan Anda untuk membuat merencanakan, membuat, dan mengetesnya ke pasar untuk kemudian direncanakan kembali, dibuat kembali, dan di tes kembali. Begitu seterusnya.
Berdasarkan ketiga langkah tadi, ada banyak keuntungan yang dapat Anda raih. Pertama, Anda dapat menekan biaya produksi, karena Anda tidak harus membuat produk Anda sempurna terlebih dahulu untuk diluncurkan. Kedua, Anda dapat mempercepat produksi, karena banyak template gratis yang dapat Anda manfaatkan. Ketiga, Anda siap untuk pivot kapan saja, karena proses development dan testing terus menerus dilakukan.
Itu tadi langkah-langkah yang dapat Anda terapkan untuk menentukan MVP. Agar lebih jelas lagi, ada baiknya Founder pemula memiliki mentor yang dapat membantu memberikan masukan saat proses pengembangan produk, misalnya dengan bergabung dengan inkubator bisnis atau akselerator program. Selamat mencoba!*