Istilah market research seringkali terdengar bagi para praktisi startup. Namun, startup enthusiasts mungkin masih baru mendengar kata itu dan tak memahami apa sebenarnya market research.
Padahal, market research berperan penting dalam mengukur kelangsungan penjualan produk ataupun jasa perusahaan. Lewat market research, perusahaan dapat melihat seberapa tinggi minat konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan.
Apa itu market research?
Market research atau riset pasar merupakan sebuah proses untuk mengetahui kesuksesan sebuah produk atau layanan baru perusahaan lewat riset yang menargetkan calon konsumen.
Sebagaimana dilansir Investopedia, riset pasar memberikan celah bagi perusahaan mengetahui target pasar yang sesuai dengan produk mereka, pun mendapatkan opini dan masukan terkait minat konsumen atas produk itu.
Riset pasar merupakan alat yang sangat penting dalam membantu perusahaan mengerti apa yang diinginkan konsumen, mengembangkan produk yang bakal digunakan konsumen, dan menjaga keuntungan produk kala bersaing dengan perusahaan lain di industri yang sama.
Riset pasar dapat dilakukan oleh perusahaan itu sendiri ataupun pihak ketiga yang memang memberikan jasa riset. Riset dapat dilaksanakan melalui survei, uji coba produk, ataupun focus group discussions (FGD). Peserta riset biasanya mendapatkan sampel produk atau mendapatkan bayaran atas waktu mereka.
Bagaimana cara melakukan market research?
Berdasarkan Harvard Business School, ada lima tahapan yang harus ditempuh dalam melakukan riset pasar, yakni:
1. Membuat hipotesis.
Perusahaan harus menentukan pertanyaan apa yang ingin mereka jawab lewat riset pasar ini, Lewat pertanyaan-pertanyaan tersebut, perusahaan kemudian mendapatkan dugaan yang juga dikenal dengan sebutan hipotesis.
Hipotesis dapat membantu perusahaan untuk menentukan subjek penelitian, pertanyaan penelitian, ataupun pengujian desain produk.
2. Menentukan tipe riset apa yang sesuai dengan hipotesis.
Setelah menentukan hipotesis, saatnya memilih tipe riset seperti apa yang sesuai untuk menjawabnya. Jika perusahaan ingin mencari bagaimana posisi bisnisnya di pasar, mereka dapat memulainya dengan riset sekunder. Riset sekunder merupakan jenis penelitian di mana perusahaan menggunakan data dari pihak eksternal, seperti laporan industri, database publik, ataupun laporan perusahaan lain.
Namun, jika perusahaan berupaya mempelajari kelompok konsumen tertentu ataupun segmentasi target pasar, mereka dapat menggunakan riset primer. Riset primer sendiri merupakan penelitian yang mana datanya dikumpulkan langsung oleh perusahaan. Beberapa cara pengumpulan data untuk riset primer adalah one-on-one interview, survei, focus group discussions (FGD), dan polling.
3. Mengidentifikasi demografi target penelitian dan merekrut subjek penelitian.
Untuk mendapatkan pemahaman yang baik, perusahaan perlu memahami demografi target penelitiannya. Perusahaan juga perlu menentukan orang-orang di dalam kelompok mana yang bisa merasakan manfaat dari produk yang mereka jual.
Tak hanya itu, jika perusahaan melakukan riset primer, perusahaan perlu merekrut subjek penelitian. Mereka bisa melakukan perekrutan subjek lewat informasi mulut ke mulut, promosi media sosial, ataupun menggunakan jasa pihak ketiga.
4. Melakukan riset.
Setelah perusahaan menentukan tipe riset dan demografi target riset, riset bisa dimulai. Untuk mengurangi bias, perusahaan dapat menugaskan orang yang tidak familier dengan hipotesis yang dibuat untuk melakukan wawancara ataupun memimpin FGD.
Untuk mendapatkan hasil riset yang minim bias, perusahaan juga bisa menggunakan gaya bahasa yang netral saat melakukan wawancara, ataupun memberikan variasi urutan pilihan ketika membuat polling. Ini dapat mencegah subjek penelitian memilih opsi yang sama ketika mengisi polling.
Setelah data didapatkan, pastikan data itu diurutkan secara efisien.
5. Mulai menarik informasi dari data yang terkumpul dan menentukan langkah selanjutnya.
Setelah perusahaan mengurutkan data, mereka dapat menganalisis data tersebut lalu menentukan langkah selanjutnya. Sebagai contoh, perusahaan A melakukan riset terkait sebuah produk yang harus dirangkai.
Dari riset tersebut, kebanyakan subjek penelitian merasa kesulitan merangkai produk yang dijual. Setelah mendapatkan kesimpulan ini, langkah selanjutnya yang dapat perusahaan tempuh adalah misalkan dengan membuat instruksi merangkai yang berbeda dan lebih mudah dipahami, ataupun melakukan riset terkait pembuatan instruksi merangkai yang lebih simpel.
Ingin mendapatkan insight lebih lanjut mengenai market research? Ikuti STARPODS terbaru kami pada 21 Februari mendatang dan daftarkan dirimu di sini!