Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kedengarannya sulit, tapi nyatanya sila ke-5 pancasila inilah yang menjadi sumber motivasi bagi Amartha dalam mendorong pertumbuhan bisnis kecil menengah di lebih dari 2300 desa di seluruh Indonesia.
Dalam kegiatan workshop yang diadakan oleh Skystar Ventures, Tech Incubator Universitas Multimedia Nusantara yang bertema “Empowering Social Innovation through Technology”, Amartha, sebuah fintech startup yang fokus mengembangkan sistem kredit skoring dinamis membagikan pengalamannya dalam membantu para ibu-ibu di desa untuk memiliki penghasilan yang layak dengan pengembangan usaha kecil.
Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian acara Wonder Women of the 21st Century yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2018.
Lydia Kusnadi, Brand Manager Amartha, selaku pembicara pada workshop ini, mengajak peserta untuk memahami bagaimana teknologi dapat memberikan dampak positif, tidak hanya untuk perkembangan bisnis, tetapi juga bagi lingkungan sosial. Secara spesifik, Lydia mengangkat Amartha sebagai studi kasus untuk memberikan contoh nyata bagaimana mereka mampu menghadirkan inovasi sosial melalui pemanfaatan teknologi.
Amartha, layanan finansial berbasis teknologi yang didirikan pada tahun 2010 ini memiliki visi untuk memberikan akses bagi pengusaha mikro dan kecil di pedesaan untuk mendapatkan pinjaman yang ringan dan adil dari investor urban. Keunikan dari layanan ini adalah mereka memfokuskan layanan mereka untuk mendukung dan memberdayakan pengusaha perempuan di daerah pelosok, yang membutuhkan modal usaha, tetapi tidak terjangkau oleh perbankan nasional.
Kenapa memilih pengusaha perempuan? Sejak awal, Amartha percaya bahwa dengan memberdayakan perempuan, maka Amartha turut membantu meningkatkan kesejahteraan satu keluarganya. Hal ini dikarenakan perempuan adalah sosok yang tidak mementingkan dirinya sendiri dan sangat peduli dengan kesejahteraan orang lain yang ada di sekitarnya.
Tidak tanggung-tanggung, melalui satu program pinjamannya, Amartha langsung memberdayakan 15 – 25 orang perempuan di pelosok desa. Merupakan suatu kewajiban bagi setiap pengusaha perempuan yang ingin menjadi mitra Amartha untuk membentuk kelompok bersama dengan perempuan-perempuan lainnya yang berkomitmen untuk maju dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui pembiayaan dari investor. Jika mereka telah memiliki kelompok, barulah mereka dapat mendaftarkan diri dalam program pinjaman Amartha yang kemudian akan diverifikasi dan diseleksi lebih lanjut.
Secara psikologis, pembentukan kelompok ini bertujuan untuk mengantisipasi pengusaha perempuan mengalami stres saat usaha mereka sedang tidak lancar dan mereka kesulitan untuk membayar pinjaman. Dengan adanya kelompok, diharapkan pengusaha perempuan dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain. Dari segi bisnis, Amartha menyebutnya sebagai Sistem Tanggung Renteng untuk melindungi dana investasi yang telah diberikan kepada mereka.
Hingga saat ini Amartha telah berhasil memberdayakan lebih dari 90.000 pengusaha mikro perempuan yang tersebar di lebih dari 2300 desa di Pulau Jawa.
Melalui kolaborasi Skystar Ventures dengan Amartha ini, diharapkan lebih banyak lagi perempuan Indonesia yang terinspirasi untuk mau berkembang guna meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Tidak hanya Amartha, Skystar Ventures juga akan menghadirkan perempuan-perempuan Indonesia berbakat lainnya sebagai pembicara di rangkaian acara memperingati Hari Kartini ini.*
Article by: Cinthya Tania
Editor by: Nike Putri Y.