Saat berencana memulai startup, Anda tidak sekedar memikirkan mengenai produk yang akan dijual dan bagaimana cara memasarkannya. Lebih jauh adalah mengenai model bisnis yang akan diterapkan patut dipertimbangkan dengan matang.
Perlu terdapat keselarasan antara unique selling proposition produk Anda dengan model bisnis yang akan diterapkan guna memperoleh hasil yang maksimal. Berikut adalah beberapa model bisnis yang umum ditemui pada perusahaan besar ataupun startup:
- The long tail business model
Model ini menjadikan ceruk pasar/niche market sebagai target market utama, melihat bahwa belum adanya perusahaan atau competitor yang melirik segmen tersebut, contoh: Hijup.com adalah e-commerce yang memiliki usp menjual produk busana muslim untuk wanita, dan memiliki target pasar yang niche namun jumlahnya besar di Indonesia.
- Multi-sided platform
Memiliki focus untuk melayani dua segmen pasar yang berbeda namun saling melengkapi, contoh: Tokopedia melayani vendor/ penjual untuk membuka lapak di websitenya dan menghubungkan mereka dengan pengunjung website tokopedia sebagai calon konsumen.
- Freemium
Model bisnis ini menawarkan produk dan servis secara gratis guna menarik minat konsumen, dimana pada akhirnya berusaha menggiring mereka menjadi pelanggan berbayar, contoh: Startupbisnis memberikan informasi mengenai perkembangan industri startup serta teknik internet marketing secara gratis di websitenya, namun untuk tips teknik dan praktis hanya dapat diakses oleh mereka yang telah menjadi pelanggan berbayar .
Pada akhirnya bisnis model akan membantu menentukan teknik dalam memperoleh konsumen yang mau membeli/ membayar untuk produk dan jasa perusahaan Anda. Pada umumnya sebagian besar wirausahawan meletakkan fokus pada produk dan mengabaikan bisnis model yang akan diadopsi, alhasil banyak yang mengalami kegagalan karena tidak mengetahui cara yang tepat untuk memasarkan serta memperkenalkan produknya pada pasar.