Indonesia merupakan salah satu negara yang menjanjikan dalam menopang pertumbuhan startup. Salah satu alasannya, Indonesia memiliki jumlah populasi besar yang dapat mengisi pasar bisnis masyarakat.
Berdasarkan data World Bank, sampai pada 2021, total populasi di Indonesia mencapai lebih dari 273 juta orang.
Tak hanya itu, Indonesia masih memiliki beragam permasalahan yang perlu diselesaikan, seperti keterpisahan geografis dan keterpisahan finansial, dikutip dari Kr-Asia.
Dari sisi geografis, jutaan warga Indonesia tinggal di ribuan pulau, membuat perjalanan logistik barang menjadi permasalahan utama bagi bisnis warga lokal. Jarak pengiriman barang yang jauh menimbulkan kejomplangan harga di berbagai wilayah, terlebih di daerah yang memiliki akses sulit.
Dari sisi finansial, tingkat kepemilikan rekening bank nasional di Indonesia masih di bawah 50 persen. Keadaan ini memunculkan keterpisahan antara layanan digital, pedagang, dan konsumen. Imbas keterpisahan ini, konsumen kesulitan untuk membeli barang-barang mahal ataupun memperoleh keuntungan dari layanan keuangan tradisional.
Meski kondisi Indonesia kini membuka banyak peluang bagi pebisnis startup, sejumlah tantangan bermunculan dalam beberapa tahun terakhir. Pandemi Covid-19 dan permasalahan harga minyak akibat perang Rusia-Ukraina cukup ‘menampar’ kondisi ekonomi dunia kini.
Tak hanya itu, pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan startup di Indonesia memenuhi media dalam beberapa bulan terakhir.
Di tengah kondisi seperti ini, VP of Investment at Kejora Capital, Erwin Arifin, menilai sekarang masih menjadi waktu yang tepat bagi pebisnis untuk membangun startup.
“Saya pikir saat ini masih menjadi waktu yang terbaik [untuk membangun startup], karena untungnya kita tinggal di Indonesia. Masih banyak masalah [yang harus diselesaikan], tapi peluangnya juga banyak,” kata Erwin dalam acara STARPODS ‘Is it the Right Time to Build a Startup?’ pada Kamis (19/1/2023).
STARPODS merupakan podcast yang dibuat oleh Skystar Ventures UMN. STARPODS memberikan wadah bagi praktisi startup berbagi ilmu dengan masyarakat, pun menjalin koneksi.
Senada dengan Erwin, Co-founder & CEO of Lifepack.id, Natali Ardianto, berpendapat bahwa Indonesia masih memiliki banyak masalah dengan nilai tinggi untuk diselesaikan.
“Bikin startup itu solving people’s problems, not my problem. Find the problem that is worth so big. Karena menyelesaikan masalah yang value-nya cuma 10 juta dolar, value-nya satu juta dolar, ratusan juta dolar, waktunya itu sama. Dan padahal permasalahan yang ratusan juta dolar itu masih banyak di Indonesia,” kata Natali dalam acara yang sama.
Tertarik mendapatkan info lain tentang startup? Yuk ikuti acara STARTALK terbaru kami pada Rabu (25/1/2023). Silakan daftar di sini dan follow Instagram kami di @skystarventures!