Meningkatnya jumlah startup rintisan anak muda dalam beberapa tahun terakhir dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan kemudahan akses internet. Menurut survei yang dilakukan MIKTI dan Teknopreneur Indonesia, hampir 70% penggerak startup merupakan generasi Y atau kaum milenial.
Gloria Mairani, mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara adalah salah satu contoh anak muda yang sangat tertarik dengan dunia startup. Sejak semester satu, Gloria sudah aktif mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Skystar Ventures yang merupakan inkubator bisnis Universitas Multimedia Nusantara dan Kompas Gramedia.
“Aku sangat senang dengan kesempatan yang diberikan Skystar Ventures UMN, bisa ketemu banyak orang dan mendapatkan pengalaman baru. Selain itu, aku pengen juga bertemu dengan rekan yang punya satu visi dan misi,” ujar Gloria.
Melalui program inkubasi Super Girls In Tech dan Skystar Ventures kali ini, Gloria dan tim berkesempatan untuk membuat startup rintisan yang menjadi solusi produk dari topik financial inclusion for women. Literasi keuangan di Indonesia khususnya bagi perempuan terbilang masih cukup rendah. Ditambah lagi dengan isu mengenai gender inequality yang membuat para perempuan menyerahkan urusan finansial kepada para pria.
Berangkat dari permasalahan ini, Gloria bersama timnya membuat sebuah aplikasi yang diperuntukkan kepada para perempuan khususnya pelaku UMKM. Menurut survei yang dilakukan, jumlah perempuan yang memiliki bisnis di Indonesia cukup banyak, tetapi mereka sering kebingungan mengelola keuangan.
Aplikasi tersebut hadir sebagai jembatan antara user dan layanan perbankan yang diperlukan. Fitur yang disediakan juga bermacam-macam, seperti pembukuan keluar-masuk, grup/komunitas UMKM, pengelolaan keuangan, dan masih banyak lagi.
Dibimbing oleh Adi Prasetyo (SVP Digital Innovation Solution of BCA) dan Erich Sunarta (Digital Innovation Solution of BCA), Gloria dan tim sedang dalam tahap menyempurnakan prototype produk dan melakukan gladi bersih untuk pitching pada Demo Day. Gloria sendiri berperan sebagai divisi marketing & branding yang bertanggung jawab membuat prototype seperti logo, design, dan user persona.
Adapun kesulitan yang dihadapi Gloria saat mengikuti program inkubasi Super Girls In Tech ini berkaitan dengan anggota tim yang kurang berkontribusi, tetapi Gloria tidak menyerah begitu saja. Ia tetap berusaha untuk mengembangkan aplikasinya agar dapat membantu perempuan di Indonesia dalam bidang finansial. Semoga sukses terus ya, Gloria!