Bekerja sama dengan Career Development Center Universitas Multimedia Nusantara, Skystar Ventures UMN mengadakan entrepreneurship program untuk memperkenalkan dunia startup kepada sekitar 2000 mahasiswa semester tiga Universitas Multimedia Nusantara.
Dalam pelaksanaannya, Skystar Ventures UMN juga mengundang mentor-mentor untuk membagikan pengalaman mereka, seperti Lukman Benjamin Mulia (Founder and CEO of Cretivox), Susanti Dewi (Head of IDN Pictures), dan Steven Gouw (Co-Founder & CEO of Nusa Talent). Antusias mahasiswa yang sangat tinggi juga terlihat dari banyaknya mahasiswa yang aktif mengajukan pertanyaan selama sesi berlangsung.
Terdapat beberapa poin menarik mengenai dunia startup yang dibahas dalam entrepreneurship program ini, yaitu ideation process dan business development process dalam menjalankan sebuah bisnis atau startup.
Ideation Process
Tahapan ini merupakan hal pertama yang perlu dilakukan saat kamu ingin membuat sebuah startup. Menurut Lukman Benjamin yang akrab disapa ‘Bang Ben’, passion merupakan faktor utama yang dapat menuntun kamu untuk merintis sebuah startup.
“Sebuah startup atau bisnis yang berhasil harus dijalankan dari hati. Coba tanyakan ke diri kalian apa mimpi kalian, apa hobi kalian, dan apa yang sedang terjadi di sekeliling kalian,” ungkap Bang Ben.
Selain passion, Steven Gouw juga menambahkan aspek lain yang dapat membantu kamu untuk mendapatkan ide bisnis, yaitu opportunity dan masalah yang sering terjadi di masyarakat.
“Kalian juga bisa mendapatkan ide bisnis dari hal-hal yang lagi tren sekarang, lho. Misalnya dulu sempat tren minuman bobba dan game fidget spinner. Sebuah ide bisnis juga harus dapat memberikan solusi terhadap permasalahan. Contohnya bisnis Traveloka yang menjadi one stop platform bagi para traveller untuk berlibur,” jelas Steven.
Tidak hanya itu, Susanti juga memberikan tips untuk menemukan ide bisnis dengan menggunakan konsep Ikigai. Konsep ini dapat membuat kita mengenali diri lebih dalam dan mengetahui solusi apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat banyak. “Jika sudah mengetahui potensi diri sendiri, kalian dapat mengembangkan bisnis yang kalian miliki,” tambah Susanti.
Business Development Process
Setelah melalui tahap ideation process, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan validasi ide bisnis tersebut. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan testing product berulang-ulang kali sampai kamu menemukan product market fit yang sesuai.
Kamu juga bisa mengadakan kolaborasi dengan partner lain yang memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak. “If you want to go quick, go alone. If you want to go far, go together,” ungkap Steven.
Menurut Susanti, partner adalah komponen terpenting yang diperlukan saat memulai sebuah bisnis. Dalam mencari partner, kamu perlu melihat visi, kemampuan leadership, kemampuan menggunakan teknologi, dan kemampuan manajemen yang calon partner kamu miliki. “Talent wins games, but teamwork and intelligence win championships,” ungkap Susanti.
Terakhir, kamu bisa memetakan elemen-elemen yang ada dalam sebuah startup atau bisnis dengan membuat Business Model Canvas (BMC). Hal ini dapat membantu kamu untuk mengetahui langkah apa yang perlu kamu ambil berikutnya. Penting juga untuk menentukan Unique Selling Point yang menjadi keunggulan bisnis kamu, ya.
Wah, ternyata faktor penting yang perlu kita lakukan saat mencari ide bisnis atau startup adalah mengenali diri sendiri dulu, ya. Apakah kamu sudah tahu passion yang kamu miliki? Kalau belum, yuk kita analisis diri masing-masing. Selamat mencoba!
Jangan lupa untuk tetap ikuti Instagram @skystarventures untuk mendapatkan info-info tentang bisnis dan startup lainnya, ya!